Jakarta (Indonesia Window) – China akan memangkas tarif impor untuk semua jenis batu bara menjadi nol mulai 1 Mei 2022 hingga 31 Maret 2023, kata Kementerian Keuangan pada Kamis.
Langkah tersebut diambil saat Beijing berupaya memastikan keamanan energi di tengah melonjaknya harga global dan kekhawatiran gangguan pasokan.
Pejabat tinggi China, termasuk Presiden Xi Jinping, telah berulang kali membahas peran vital batu bara dalam bauran energi China meskipun berjanji untuk secara bertahap mengurangi penggunaan batu bara dan membawa emisi karbon negara itu ke puncaknya pada tahun 2030.
Tarif impor untuk batu bara antrasit dan kokas, terutama digunakan dalam pembuatan baja, akan diturunkan dari 3,0 persen saat ini menjadi nol, dan tarif untuk jenis batu bara lainnya akan diturunkan dari 3-6 persen.
China mengimpor 323,33 juta ton batu bara pada tahun 2021, sekitar 8,0 persen dari total konsumsi batu baranya.
Namun, penghapusan tarif impor batu bara terlihat hanya berdampak kecil pada pembelian batu bara China pada tahun 2022, karena produksi domestik bertahan pada tingkat rekor, sementara harga yang ditanggung melalui laut telah melonjak ke rekor tertinggi dalam sejarah. Beberapa pedagang mengatakan langkah itu bisa menguntungkan impornya dari Rusia.
Batu bara termal Australia berjangka terkait dengan patokan harga Newcastle berada di sekitar 326 dolar AS per ton setelah menyentuh level 440 dolar AS per ton pada awal Maret.
Harga spot batu bara China adalah sekitar 1.200 yuan (181,61 dolar AS) per ton, dengan harga kontrak berjangka yang dibatasi oleh pemerintah pada 770 yuan.
“Pemotongan tarif tidak akan membuat perbedaan untuk impor batu bara Indonesia, karena tarif telah nol, dan tidak ada dampak pada batu bara Australia karena larangan impor,” kata seorang pedagang batu bara yang berbasis di Beijing, dikutip dari Reuters.
“Kalau begitu kita hanya bisa menebak bahwa itu akan menguntungkan impor batu bara dari Rusia, yaitu 6,0 persen untuk batu bara termal,” imbuhnya.
Impor batu bara Rusia oleh China turun 30 persen pada Maret dari tahun sebelumnya tetapi beberapa pedagang China dalam beberapa pekan terakhir mulai meminta kargo Rusia yang murah menyusul rencana embargo dari Uni Eropa.
“Masalah China saat ini bukan soal supply, tapi demand yang lemah,” kata pedagang batu bara lainnya di China.
Laporan: Redaksi