Bank Negara Malaysia mengatakan bahwa pertumbuhan menjadi moderat di tengah lingkungan eksternal yang menantang, terutama disebabkan oleh perdagangan global yang melambat, penurunan teknologi global, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter yang lebih ketat.
Kuala Lumpur, Malaysia (Xinhua) – Bank Sentral Malaysia pada Jumat (16/2) mengumumkan bahwa ekonomi Malaysia turun menjadi 3,7 persen pada 2023 dari 8,7 persen pada 2022, di tengah tantangan perdagangan global.
Bank Negara Malaysia (BNM) dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pertumbuhan menjadi moderat di tengah lingkungan eksternal yang menantang, terutama disebabkan oleh perdagangan global yang melambat, penurunan teknologi global, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter yang lebih ketat.
Sementara dari sisi domestik, mereka mengatakan bahwa meskipun dukungan kebijakan yang diberikan dalam jumlah besar telah berakhir ketika ekonomi mulai membaik pada 2022, pemulihan yang berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi dan kondisi pasar tenaga kerja mendukung pertumbuhan pada 2023.
Selain itu, BNM mengatakan bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi yang solid diperkuat oleh posisi eksternal yang tangguh.
Sementara itu, ekonomi Malaysia mengalami ekspansi sebesar 3 persen pada kuartal keempat 2023, seiring pengeluaran rumah tangga yang didukung oleh membaiknya kondisi pasar tenaga kerja dan meredanya tekanan biaya.
Menurut BNM, pertumbuhan pada 2024 akan didorong oleh pengeluaran domestik yang kokoh dan peningkatan permintaan eksternal.
Rebound dalam pertumbuhan perdagangan global, bersama dengan peningkatan teknologi dan perbaikan yang terus berlanjut di sektor pariwisata akan memberikan dukungan pada ekspor Malaysia, kata bank itu.
Dari sisi domestik, BNM mengatakan bahwa pengeluaran rumah tangga akan didukung oleh pertumbuhan lapangan kerja dan upah yang berkelanjutan.
Mereka juga mengatakan bahwa aktivitas investasi akan didukung oleh kemajuan lebih lanjut dari proyek-proyek multitahun, baik oleh sektor swasta maupun publik, serta implementasi inisiatif katalis di bawah berbagai rencana induk nasional.
Namun, bank tersebut mengatakan prospek pertumbuhan tetap tunduk pada risiko-risiko penurunan yang berasal dari permintaan eksternal yang lebih lemah dari perkiraan dan penurunan yang lebih besar pada produksi komoditas.
Laporan: Redaksi