Banner

AS masuk dalam daftar negara dengan virus polio ‘turunan vaksin’ sirkulasi

Foto yang diabadikan pada 30 Maret 2021 ini menunjukkan tampilan eksterior kantor pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss. (Xinhua/Chen Junxia)

Kasus virus polio ‘turunan vaksin’ sirkulasi terjadi saat kekebalan lokal terhadap virus polio cukup rendah sehingga memungkinkan penularan berkepanjangan dari virus asli yang telah dilemahkan pada vaksin polio oral.

 

Los Angeles, AS (Xinhua) – Amerika Serikat (AS) kini bergabung dengan sekitar 30 negara lainnya yang mencatat kasus virus polio “turunan vaksin” sirkulasi (circulating vaccine-derived poliovirus/cVDPV) yang diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian diungkapkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS pada Selasa (13/9).

Virus polio yang ditemukan di New York, baik dari kasus polio yang menyebabkan kelumpuhan pada orang dewasa yang tidak divaksinasi di Rockland County di New York dan pada beberapa sampel air limbah dari permukiman di dekat tempat tinggal pasien, memenuhi kriteria WHO untuk cVDPV, menurut CDC.

Itu berarti virus polio terus menyebar di Rockland County dan sekitarnya, kata CDC.

Urutan genetik virus yang berasal dari pasien di Rockland County dan spesimen air limbah yang diambil di New York telah dikaitkan dengan sampel air limbah di Yerusalem, Israel, dan London, mengindikasikan penularan di tengah masyarakat, imbuh CDC.

Kasus cVDPV terjadi saat kekebalan lokal terhadap virus polio cukup rendah sehingga memungkinkan penularan berkepanjangan dari virus asli yang telah dilemahkan pada vaksin polio oral, urai CDC.

Saat virus tersebut bersirkulasi dan semakin banyak perubahan genetik terjadi, virus itu dapat memperoleh kembali kemampuannya untuk menginfeksi sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan.

“Vaksinasi polio merupakan cara teraman dan terbaik untuk melawan penyakit yang melemahkan ini, dan sangat penting bagi warga yang belum divaksinasi di komunitas-komunitas ini untuk segera melengkapi vaksinasi polio,” ujar Jose R. Romero, Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional CDC AS.

Laporan CNN yang disiarkan pada 22 Agustus lalu menyebutkan bahwa polio, bersama COVID-19, cacar monyet (monkeypox), dan influenza diperkirakan akan kembali merebak pada musim gugur tahun ini, sehingga membebani sistem kesehatan masyarakat AS yang sebagian besar bergantung pada vaksin untuk mengatasinya.

Sementara itu, Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa pada 30 Agustus mendesak penggunaan strategi dan peralatan darurat untuk mengendalikan dan memberantas COVID-19, cacar monyet (monkeypox), dan polio.

Dalam beberapa tahun terakhir, virus polio turunan vaksin terdeteksi di Israel, Tajikistan, Ukraina, dan Inggris, sebut WHO.

“Ini adalah pengingat bagi kita semua. Memberantas polio secara global merupakan tanggung jawab kita bersama,” tutur Direktur Regional WHO Eropa Hans Kluge dalam konferensi pers pada waktu lalu.

Polio, cacar monyet, dan COVID-19 menunjukkan bahwa ancaman penyakit lokal dapat dengan cepat berubah menjadi ancaman global, “sebuah pelajaran yang bodoh jika kita abaikan, khususnya di zaman ini,” imbuh pejabat WHO itu.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan