Jakarta (Indonesia Window) – Amerika Serikat pada Kamis (24/2) memberlakukan sanksi terhadap Rusia sebagai pembalasan atas invasi ke Ukraina, menargetkan dua bank terbesarnya dan anggota elitnya dalam langkah-langkah baru ketika Washington memperingatkan lebih banyak tindakan dapat dilakukan.
Di antara targetnya adalah lima bank besar Rusia, termasuk Sberbank dan VTB yang didukung negara, dua pemberi pinjaman terbesar di negara itu, serta individu kaya dan keluarga mereka. Amerika Serikat juga mengumumkan langkah-langkah pengendalian ekspor baru.
Washington memberlakukan sanksi baru setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2), menyerang melalui darat, laut dan udara dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Departemen Keuangan AS mengatakan bank-bank AS harus memutuskan hubungan perbankan koresponden mereka – yang memungkinkan bank melakukan pembayaran antara satu sama lain dan memindahkan uang ke seluruh dunia – dengan pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank, dan 25 anak perusahaannya dalam waktu 30 hari.
Pembatasan tersebut bertujuan merugikan ekonomi Rusia dengan memblokir Sberbank dari pemrosesan dan penyelesaian pembayaran dalam sistem keuangan AS.
Tetapi Washington tidak menggunakan alat sanksi paling kuat dari pemerintah AS terhadap bank tersebut dan tidak menambahkannya ke daftar Specially Designated Nationals (SDN), yang akan membekukan aset-asetnya di AS.
Tetapi seorang pejabat senior pemerintah AS memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat lebih memperketat sanksi terhadap Rusia jika meningkatkan agresinya terhadap Ukraina.
“Kami masih memiliki semua opsi di atas meja. Kami memiliki ruang untuk lebih meningkat karena agresi Rusia meningkat,” kata pejabat itu.
Sberbank mengatakan pihaknya beroperasi secara normal tetapi sedang mempelajari implikasi sanksi yang dikenakan terhadapnya.
Reuters pertama kali melaporkan pembatasan perbankan koresponden adalah bagian dari paket sanksi AS pada Ahad (20/2).
Daniel Alter, mantan penasihat umum di Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York, mengatakan, “Kekuatan sanksi berasal dari fakta bahwa sebagian besar perdagangan dunia di beberapa titik dilakukan dalam dolar.”
Washington juga menambahkan bank terbesar kedua Rusia, VTB, serta tiga lainnya, yakni Otkritie, Novikombank dan Sovcombank, ke daftar SDN.
Langkah ini secara efektif mengeluarkan bank-bank itu dari sistem keuangan AS, melarang perdagangan mereka dengan orang Amerika dan membekukan aset mereka di AS.
Setiap hari bank-bank Rusia melakukan transaksi valuta asing senilai sekitar 46 miliar dolar AS secara global, 80 persen di antaranya dalam dolar AS, kata Departemen Keuangan, seraya menambahkan bahwa “sebagian besar transaksi itu sekarang akan terganggu.” Departemen Keuangan mengesahkan transaksi tertentu yang terkait dengan energi.
VTB mengatakan pengenaan sanksi Barat pada operasinya akan membatasi penggunaan kartunya di luar Rusia.
Bank-bank lain tidak segera menjawab permintaan komentar. Kedutaan Rusia di Amerika Serikat juga tidak segera membalas permintaan komentar.
Departemen Keuangan mengatakan pihaknya juga menjatuhkan sanksi pada apa yang disebutnya “elit Rusia.”
Ini termasuk Alexander Vedyakhin, Wakil Ketua Pertama Dewan Eksekutif Sberbank; Andrey Puchkov dan Yuriy Soloviev, petinggi eksekutif VTB Bank; dan Igor Sechin, chief executive officer raksasa minyak Rosneft dan mantan wakil perdana menteri, dan putranya, wakil kepala departemen di Rosneft.
Setelah pemerintah AS pada Selasa (22/2) mengumumkan akan memperluas pembatasan perdagangan utang negara Rusia, Washington pada Kamis (24/2) memperluas cakupan pembatasan yang ada pada orang-orang AS yang berurusan dengan utang dan ekuitas perusahaan milik negara Rusia.
Pembatasan utang dan ekuitas akan berlaku untuk 13 perusahaan, termasuk Sberbank, Gazprombank, dan Russian Agricultural Bank.
Departemen Keuangan pada Kamis (24/2) mengeluarkan delapan lisensi umum yang terkait dengan COVID-19, energi dan organisasi internasional, antara lain, untuk memastikan bahwa sanksi terbaru mencapai target mereka dan meminimalkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
“Paket sanksi dan lisensi telah dibuat untuk menjelaskan tantangan harga energi yang tinggi bagi warga biasa” dan tidak melarang transaksi terkait energi yang melibatkan bank-bank tertentu hingga 24 Juni, kata Departemen Keuangan.
Pemerintahan Biden juga menjatuhkan sanksi terhadap 24 bank, perusahaan pertahanan, dan individu di Belarus, tempat dimana pasukan Rusia maju ke selatan menuju Kyiv, ibu kota Ukraina, setelah melakukan apa yang dianggap sebagai latihan militer.
Laporan: Redaksi