Banner

COVID-19 – Pusat penelitian Vector Rusia mulai uji vaksin tahap kedua

Ilustrasi. Pusat Penelitian Virologi dan Bioteknologi Vector State di Novosibirsk, Rusia telah memulai fase kedua studi klinis vaksin melawan COVID-19. (WikiImages from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Pusat Penelitian Virologi dan Bioteknologi Nasional, Vector, di Novosibirsk, Rusia telah memulai fase kedua studi klinis vaksin melawan virus corona baru.

Semua relawan yang berpartisipasi dalam uji tersebut dalam kesehatan yang baik, kata Kepala Layanan Federal Untuk Pengawasan Tentang Perlindungan Hak Konsumen dan Kesejahteraan Manusia, Anna Popova, kepada wartawan di Novosibirsk pada Senin, menurut laporan Kantor Berita TASS.

“Iya tentu (tahap kedua sudah dimulai). Hari ini uji klinis dilakukan, dan semua relawan yang dipilih secara khusus merasa sehat. Mereka yang disuntik vaksin tidak menunjukkan reaksi, bahkan tidak ada kasus memerah di bekas suntikan,” kata dia.

Sebelumnya, pengawas kesehatan di Vector melaporkan bahwa 86 relawan akan menerima vaksin pada uji klinis fase kedua.

Rusia, seperti negara lain, harus memiliki beberapa vaksin berbeda untuk melawan virus corona baru, kata kepala dokter sanitasi Popova, menjawab pertanyaan tentang perbedaan antara vaksin yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Federal untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi N.F. Gamaleya dari Kementerian Kesehatan Rusia dan Pusat Vector.

Banner

“Sangat pasti bahwa di setiap negara, termasuk Federasi Rusia, harus ada beberapa vaksin berbeda. Ini yang sedang kami kerjakan hari ini,” kata Popova.

Pada 11 Agustus lalu, Rusia menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin melawan COVID-19 bernama Sputnik V.

Persiapannya dikembangkan oleh Pusat Penelitian Federal untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi N.F. Gamaleya dari Kementerian Kesehatan Rusia dan lolos uji klinis pada bulan Juni – Juli.

Vaksin COVID-19 tersebut dibuat pada platform yang telah digunakan untuk pengembangan sejumlah vaksin lainnya.

Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev menyatakan bahwa Rusia telah menerima permintaan dari 20 negara untuk memasok vaksin hingga 1 miliar dosis.

Sementara itu, pada 24 Juli, pengembang lain, Pusat Vector, menerima izin dari Kementerian Kesehatan Rusia untuk melakukan uji klinis vaksinnya pada sejumlah relawan.

Banner

Lima relawan berusia 18-30 tahun berpartisipasi dalam uji klinis tahap pertama dengan disuntik vaksin pada 27 Juli.

Direktur Jenderal pusat tersebut, Rinat Maksyutov, menyatakan bahwa peluncuran produksi vaksin tersebut dijadwalkan pada November 2020.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan