Paus pilot bersirip pendek bernama Haitan menyelam kembali ke laut dari sebuah kapal penelitian ilmiah di Hainan, setelah 145 hari setelah diselamatkan oleh pusat konservasi satwa Haichang.
Sanya, China (Xinhua) – Disertai percikan air, paus pilot bersirip pendek menyelam kembali ke laut dari sebuah kapal penelitian ilmiah di Hainan, provinsi pulau di China selatan, pada Ahad (26/5), 145 hari setelah diselamatkan.
“Ini merupakan paus pilot bersirip pendek pertama yang berhasil diselamatkan di China,” ujar Pu Bingmei, sekretaris jenderal organisasi nirlaba BlueRibbon Ocean Conservation Association (BROCA), yang menyatakan bahwa kasus tersebut dapat memberikan referensi penting perihal upaya penyelamatan satwa laut.
Paus jantan Haitang ditemukan dalam kondisi terluka dan terdampar di Teluk Haitang di Kota Sanya pada 3 Januari. Setelah upaya terkoordinasi dilakukan, paus tersebut dibawa ke pusat konservasi satwa Haichang dan diberi nama sesuai dengan lokasi penyelamatannya.
Pu masih ingat bahwa pada awalnya, kondisi Haitang begitu lemah sehingga hewan itu berisiko tenggelam di air. Lebih dari 100 sukarelawan BROCA merawatnya secara bergantian di kolam sepanjang waktu.
Sebagai respons terhadap stres, paus itu pernah menyerang seorang sukarelawan. Namun, perilaku itu tidak menyurutkan niat para sukarelawan untuk mendampinginya.
Dalam beberapa bulan terakhir, panjang tubuh Haitang bertambah dari 3,6 meter menjadi 3,7 meter, dan lingkar dadanya bertambah dari 1,9 meter menjadi 2 meter. “Kini, hewan itu sudah bisa makan dan menyelam dengan normal,” kata Xiong Chunlin, dokter hewan di pusat konservasi tersebut.
Pada 7 Mei, usai melakukan beragam investigasi dan diskusi, para ahli sepakat bahwa paus itu telah memenuhi syarat untuk dilepasliarkan.
Setelah menentukan rencana pelepasliaran, pusat konservasi satwa Haichang membuat tangki air khusus untuk paus tersebut, sementara BROCA menyiapkan kendaraan dan kapal untuk transportasi. Haitang akhirnya kembali ke laut usai menjalani beberapa kali latihan.
Untuk melacak dan memantau kondisinya, para ilmuwan telah memasang perangkat di bagian punggung hewan itu.
“Saya yakin Haitang dapat menemukan rumahnya dan hidup sehat di laut,” tutur Pu.
Laporan: Redaksi