Banner

YouTube tutup akun Trump satu pekan menyusul potensi kekerasan berlanjut

Capitol Hill di ibu kota Amerika Serikat, Washington D.C. (MotionStudios from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – YouTube telah menutup akun Presiden AS Donald Trump setidaknya selama satu pekan “mengingat kekhawatiran tentang potensi kekerasan yang sedang berlangsung,” menurut platform teknologi tersebut, yang dimiliki oleh perusahaan induk Google, Alphabet (GOOGL).

“Kami juga akan menonaktifkan komentar di saluran Presiden Trump tanpa batas waktu, seperti yang telah kami lakukan pada saluran lain di mana ada masalah keamanan yang ditemukan di bagian komentar,” tambah Youtube dalam pesan Twitter dari akun resminya pada Rabu.

Banner

Trump dituduh menghasut kerusuhan mematikan di Capitol Hill, di Washington D.C. pada Rabu lalu (6/1) dengan menyuruh para pendukungnya untuk berbaris ke kantor senat AS tersebut, dan terus mengulangi klaim palsu bahwa presiden terpilih Joe Biden “mencuri” Pemilu November.

Langkah terbaru YouTube juga dilakukan setelah grup kampanye AS Stop Hate For Profit mengancam akan memboikot 1.000 pengiklan jika raksasa teknologi itu tidak menutup akun Trump.

Keputusan YouTube mengikuti keputusan serupa yang diambil dalam beberapa hari terakhir oleh sejumlah perusahaan teknologi, termasuk Twitch, Facebook, dan Google and Apple (AAPL) yang menutup Parler, jaringan media sosial alternatif yang populer di kalangan konservatif, dari toko aplikasi mereka.

Banner

Parler ditutup menyusul kekhawatiran bahwa platform sayap kanan-jauh itu menyebarkan informasi yang salah seputar pemilu.

Penyiar Amerika juga semakin membatasi liputan langsung pidato Trump setelah serangan pekan lalu, termasuk CNN dan Fox News, yang memilih untuk tidak menyampaikan pidatonya di Alamo, Texas pada Selasa (12/1).

Sebagai alternatif, mereka menyiarkan sidang terakhir dalam penyelidikan kekerasan pekan lalu.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan