Banner

Opini: UE sasar kelemahan Washington dalam perang dagang yang mengintai

Seorang wanita berbicara melalui ponsel iPhone di gedung Berlaymont, kantor pusat Komisi Eropa, di Brussel, Belgia, pada 4 Maret 2024. (Xinhua/Meng Dingbo)

UE menjatuhkan denda sebesar 700 juta euro terhadap raksasa-raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple dan Meta, karena melanggar Undang-Undang Pasar Digital (Digital Markets Act/DMA) Uni Eropa, yang menandai penegakan hukum besar pertama sejak undang-undang tersebut diberlakukan.

 

Brussel, Belgia (Xinhua)/Indonesia Window) – Setelah Washington melanjutkan kebijakan perdagangannya yang agresif dengan memberlakukan tarif secara tak terkendali kepada dunia, Uni Eropa (UE) meningkatkan responsnya, kali ini di bidang digital.

Pekan lalu, UE menjatuhkan denda sebesar 700 juta euro terhadap raksasa-raksasa teknologi Amerika Serikat (AS), Apple dan Meta, karena melanggar Undang-Undang Pasar Digital (Digital Markets Act/DMA) Uni Eropa, yang menandai penegakan hukum besar pertama sejak undang-undang tersebut diberlakukan.

*1 euro = 18.976 rupiah

Meskipun pejabat UE menyatakan bahwa penalti tersebut tidak berkaitan dengan ketegangan dagang yang sedang berlangsung, waktu pelaksanaannya, yang berbarengan dengan perundingan tarif antara EU dan AS, menunjukkan sebaliknya.

Banner

Berbeda dengan perdagangan barang, perdagangan jasa, khususnya di sektor digital, telah lama menjadi kekuatan ekonomi Amerika. Kini, dengan memainkan kartu digital, UE memukul Washington di titik yang paling menyakitkan. Raksasa-raksasa teknologi AS menerima sekitar 30 persen dari keuntungan mereka di Eropa dan mendominasi pasar komputasi awan (cloud computing). Kini, menghadapi defisit perdagangan jasa sebesar 100 miliar euro, UE sedang menyasar keunggulan utama AS tersebut.

Menanggapi apa yang disebut ‘tarif resiprokal’ Washington, UE segera menyusun daftar aksi balasan yang dapat menjatuhkan tarif hingga 25 persen atas berbagai produk AS.

Kendati UE menunda penerapan langsung tarif-tarif balasan agar memberikan ruang untuk bernegosiasi, blok itu belum mengendurkan kesiagaannya. Sejumlah pejabat UE, termasuk Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, memperingatkan bahwa meskipun UE siap berunding dengan Washington, blok itu juga siap merespons dengan kebijakan balasan.

Sikap keras Brussel ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan buah dari perang dagang yang masif dengan Washington selama puluhan tahun. Mulai dari perselisihan tarif baja yang sengit pada 2002 hingga sengketa subsidi Boeing-Airbus yang berlarut-larut, serta tarif untuk baja dan aluminium Eropa pada 2018, Eropa belajar dari pengalaman pahit bahwa konsiliasi hanya mengundang tekanan lebih lanjut dari AS, bukannya konsiliasi balik dan rasa hormat dari pihak AS.

Bagi UE, risiko ekonominya cukup besar. Pada 2024, UE mengekspor barang senilai 531,6 miliar euro ke AS, sementara impor mencapai 333,4 miliar euro. Beberapa industri, seperti otomotif, mesin, dan pertanian, sangat bergantung pada pasar AS. Konflik tarif yang mengganggu tidak hanya akan merusak metrik ekonomi yang penting, tetapi juga mengancam jutaan pekerjaan di Eropa.

Sebagai balasan, UE sedang menggenjot upaya untuk mendiversifikasi hubungan perdagangannya dan mengurangi ketergantungan pada AS. Pada Desember 2024, UE menyelesaikan pembicaraan perdagangan bebas dengan blok perdagangan Amerika Selatan, Mercosur. Pada Maret 2025, UE menggelar putaran ke-10 dari perundingan perjanjian perdagangan bebas dengan India. Pada Maret tahun itu pun, Komisaris Eropa untuk Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Maros Sefcovic berkunjung ke China, mengisyaratkan komitmen untuk mempererat kerja sama ekonomi UE-China. UE sedang berpaling ke Global South untuk memperluas cakrawala perdagangannya.

Banner

Meski Washington semakin sering menggunakan kebijakan perdagangan yang berpusat pada tarif dan cara-cara sepihak lainnya yang mengikis kepercayaan trans-Atlantik serta merusak fondasi sistem perdagangan multilateral global, UE tampaknya siap dengan berbagai strategi yang telah dikalibrasi, siap untuk merespons dengan tegas jika diperlukan.

Oleh penulis Xinhua: Liao Lei

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan