Banner

Transplantasi jantung dengan waktu iskemik nol berhasil dilakukan dengan menggunakan sistem baru yang memastikan jantung donor tidak pernah berhenti berdetak, dan dengan demikian mengurangi kerusakan organ.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Sebuah tim di Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan (National Taiwan University Hospital/NTUH) telah melakukan transplantasi jantung pertama di dunia dengan waktu iskemik nol, menggunakan sistem baru yang memastikan jantung donor tidak pernah berhenti berdetak, dan dengan demikian mengurangi kerusakan.

Dalam operasi transplantasi jantung tradisional, jantung berhenti berdetak setelah diambil dari donor, dan periode dari pengambilan hingga implantasi disebut sebagai waktu iskemik, jelas seorang dokter yang bertugas di Pusat Kardiovaskular NTUH, Chi Nai-hsin.

“Kami ingin melakukan transplantasi jantung tanpa waktu iskemik sehingga jantung tidak perlu berhenti, dan kami juga dapat menghindari cedera (pada jaringan jantung) yang biasanya terjadi setelah reperfusi,” kata Chi pada konferensi pers di rumah sakit di Taipei pada 16 April 2025.

Sementara waktu iskemik untuk sebagian besar transplantasi jantung biasanya berlangsung di bawah empat jam, Chi mengatakan durasi yang lebih pendek berarti kerusakan miokardium yang lebih sedikit, tingkat keberhasilan transplantasi yang lebih tinggi, dan fungsi yang lebih baik, karena iskemia menyebabkan kekurangan oksigen dalam sel otot jantung.

Banner

Untuk menjaga jantung tetap berdetak dan menghindari iskemia selama prosedur transplantasi, tim NTUH mengambil inspirasi dari oksigenasi membran ekstrakorporeal (extracorporeal membrane oxygenation/ECMO) dan merancang sistem perawatan organ bergerak (organ care system/OCS) yang dapat terus menerus mengalirkan darah beroksigen ke jantung, kata Chi.

Setelah menerima persetujuan dari Komite Etika Penelitian NTUH pada April 2024, operasi transplantasi menggunakan OCS baru dilakukan pada pasien wanita berusia 49 tahun dengan kardiomiopati dilatasi, yakni penyakit otot jantung yang membuat darah lebih sulit dipompa, pada bulan Agustus, kata Chi.

Sebuah video yang ditayangkan pada konferensi pers tersebut menunjukkan jantung donor dihubungkan ke OCS dan terus berdetak saat dipindahkan ke ruang operasi lain, tempat pasien wanita tersebut menunggu transplantasi.

Setelah transplantasi berhasil, pasien yang bermarga Su itu kembali menjalani kehidupan sehari-hari yang normal dengan jantung yang tidak pernah berhenti berdetak, dan pemeriksaan lanjutan menunjukkan fungsi jantung yang sangat baik, kata Chi.

Dia mengatakan, rendahnya kadar enzim jantung pasien, yang merupakan indikator cedera otot jantung yang biasanya meningkat setelah transplantasi, adalah contoh kondisi jantung yang terjaga dengan baik setelah operasi.

“Kami telah menunjukkan keamanan dan kelayakan operasi,” kata Chi, seraya mencatat bahwa transplantasi jantung lain menggunakan OCS yang sama telah berhasil dilakukan awal tahun ini, dengan harapan bahwa teknik tersebut dapat diterapkan pada lebih banyak kasus di masa mendatang.

Banner

Kasus Su dan penggunaan OCS ditampilkan dalam sebuah artikel berjudul ‘Transplantasi Jantung Berdetak Tanpa Iskemia Pertama pada Manusia’, yang diterima untuk dipublikasikan oleh Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery Techniques, jurnal internasional yang ditinjau sejawat, pada akhir Maret lalu.

Dalam jurnal yang sama, tim peneliti dari Universitas Stanford di Amerika Serikat menerbitkan sebuah artikel pada Maret 2023 berjudul ‘Transplantasi Jantung Berdetak Pertama dari Donor yang Meninggal Akibat Kematian Jantung’.

Menurut ‘pesan utama’ artikel tersebut, para peneliti Stanford melaporkan “kasus pertama transplantasi jantung yang berdetak dengan perfusi koroner yang tidak terputus pada jantung, diperoleh dari orang yang meninggal setelah kematian peredaran darah.”

Ketika ditanya tentang perbedaan antara prosedur NTUH dan Stanford, Chen Yih-shurng, kepala Tim Transplantasi Organ NTUH, mengatakan bahwa tim Stanford menghentikan sebentar jantung donor setelah pengambilan sebelum menghubungkannya ke OCS, yang mengakibatkan periode iskemik singkat sekitar 10 hingga 30 menit.

Untuk dua kasus yang dilakukan oleh tim NTUH, “jantung masih berdetak sebelum pengambilan, terus berdetak setelah pengambilan, dan tidak pernah berhenti, mencapai waktu iskemik nol,” jelas Chen.

Laporan: Redaksi

Banner

Sumber: https://focustaiwan.tw/sci-tech/202504160014

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan