Skuter listrik China semakin populer di Kuba di tengah kelangkaan bahan bakar dan sanksi ekonomi Amerika Serikat yang diperketat, yang berdampak cukup besar bagi sistem transportasi negara kepulauan itu.
Havana, Kuba (Xinhua) – Bagi warga Kuba bernama Yosvany Abreu, hidupnya berubah setelah dia membeli sebuah motor listrik roda tiga buatan China pada tahun lalu.
Pria berusia 35 tahun yang tinggal di Marianao, sebuah kota kecil di Kota Havana, itu mengatakan kepada Xinhua bahwa kendaraan barunya membutuhkan lebih sedikit pemeliharaan, karena kendaraan itu menggunakan motor listrik alih-alih mesin pembakaran dalam.
“Saya telah membuat keputusan yang bijaksana,” katanya. “Dengan motor roda tiga ini, saya menghemat uang karena tidak perlu bahan bakar. Ini bukanlah hal yang sepele.”
Ribuan warga di seluruh Kuba telah mulai menggunakan mobil dan skuter listrik buatan China di tengah kelangkaan bahan bakar dan sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diperketat, yang berdampak cukup besar bagi sistem transportasi negara kepulauan itu.
Amelia Rosales (26) memiliki sebuah skuter listrik China dan menggunakannya untuk bekerja dan di saat waktu luang.
“Saya menggunakan skuter ini untuk bekerja sebagai kurir di sebuah restoran cepat saji di pusat kota Havana,” katanya. “Selain itu, saya juga mengantar putri saya ke sekolah pada pagi hari.”
Untuk meningkatkan keberadaan moda transportasi listrik pribadi di kawasan tersebut, Tianjin Dongxing Industrial and Commercial Group China, bersama dengan perusahaan milik negara Kuba Minerva, menciptakan Caribbean Electric Vehicles (VEDCA), sebuah usaha patungan yang dengan cepat memenangkan pasar di negara kepulauan itu.
Sekitar 15 kilometer (km) sebelah barat Havana, VEDCA telah membangun sebuah pabrik mobil dan skuter listrik seluas 9.000 meter persegi, dan telah mempekerjakan sekitar 60 karyawan. Statistik resmi menunjukkan bahwa sejak Maret 2019, VEDCA telah memproduksi 2.500 unit skuter listrik, 1.500 unit motor listrik roda tiga, dan produk-produk lainnya dengan penjualan mencapai 6 juta dolar AS.
VEDCA merupakan usaha patungan pertama dari jenisnya antara China dan Kuba, ujar Wei Yunpu, direktur perusahaan China, kepada Xinhua.
“Banyak kendaraan tua di Kuba, yang membuat orang sulit untuk membeli suku cadang mobil,” tuturnya. “Mobil listrik bersifat ramah lingkungan dan akan membantu mengatasi berbagai masalah terkait pemeliharaan.”
“Poin pertama, pabrik ini merupakan sebuah sumber lapangan kerja baru, yang akan sangat berkontribusi pada kesejahteraan sejumlah keluarga Kuba,” ungkap Direktur Jenderal VEDCA Julio Oscar Perez.
Pada 2023, usaha patungan tersebut bertekad untuk meningkatkan produksi menjadi 10.000 unit skuter listrik dan 10.000 unit motor listrik roda tiga, selain memulai perakitan 500 unit skuter mobilitas roda empat.
“Kualitas produksi kami menjadi prioritas utama,” papar Reinaldo Manuel Luis, seorang pekerja pabrik muda di VEDCA. “Saya merasa bangga menjadi bagian dari ini.”
*1 dolar AS = 15.177 rupiah
Penulis: Yosley Carrero