Jakarta (Indonesia Window) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan implementasi Central Bank Digital Currency (CBDC) atau rupiah digital akan meningkatkan efisiensi perekonomian di Tanah Air.
“Karena rupiah digital akan kami edarkan melalui teknologi digital blockchain dan Distributed Ledger Technology (DLT), sehingga akan benar-benar efisien,” kata Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Agustus 2021 di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, efisiensi tersebut juga akan dirasakan oleh perbankan dalam bertransaksi di pasar uang, mengingat tidak akan ada biaya transaksi, karena perbankan akan tersambung dalam sistem DLT dalam konteks wholesale rupiah digital.
Selain itu rupiah digital juga akan mengefisiensikan perdagangan ritel karena dengan teknologi ini biaya transaksi ritel akan sangat rendah.
Kecepatan bertransaksi dalam perdagangan ritel, lanjutnya, juga akan sangat cepat, karena akan didukung pula dengan BI Fast, Standar Nasional Open API1 Pembayaran (SNAP), dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Semua ini juga meningkatkan efisiensi dan ekosistem perekonomian,” tutur Perry.
Meski demikian, tetap akan ada risiko implementasi rupiah digital yang berkaitan dengan risiko teknologi dan cyber security, atau faktor lainnya.
“Risiko itu memang ada beberapa, sehingga pengembangannya akan kami pertimbangkan,” ujar Perry.
Laporan: Redaksi