Peru merupakan salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia di kawasan Amerika Latin. Tahun 2023, total perdagangan dua arah Indonesia dan Peru mencapai 444 juta dolar AS.
Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia dan Peru sepakat untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif kedua negara atau yang lebih dikenal dengan Indonesia-Peru (I-P) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau IP-CEPA.
Kesepakatan ini dicapai saat kedua negara menyelenggarakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) RI-Peru di Lima pada Selasa (10/9) di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INALAC) Business Forum, ungkap Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tertulisnya seperti dikutip Indonesia Window pada Selasa.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Umar Hadi dan didampingi oleh Duta Besar RI untuk Peru, Ricky Suhendar dan Direktur Amerika II Kemlu, Epiphania Riris Wusananingdyah, sedangkan delegasi dari negara di kawasan Amerika Selatan tersebut diketuai oleh Direktur Jenderal Asia dan Oceania Kemlu, Fernando Julio Antonio Quiros Campos.
“Penyelesaian perundingan CEPA Indonesia dan Peru akan menjadi katalis bagi perluasan kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Peru secara signifikan,” ujar Umar Hadi, seraya menambahkan, jika CEPA diberlakukan, volume perdagangan kedua negara dapat meningkat hingga tiga kali lipat.
Peru merupakan salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia di kawasan Amerika Latin. Tahun 2023, total perdagangan dua arah Indonesia dan Peru mencapai 444 juta dolar AS.
Perundingan CEPA kedua negara tersebut pertama kalinya dilakukan pada 27-30 Mei 2024 di Lima. Pada putaran pertama ini, para negosiator kedua negara memfokuskan pembahasan pada sektor barang, antara lain terkait akses pasar perdagangan barang, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan hingga upaya untuk mengatasi hambatan teknis perdagangan barang.
Selain membahas CEPA, dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua negara juga membahas isu-isu strategis lainnya dalam konteks bilateral seperti kerjasama antar parlemen, pertahanan, ekonomi pembangunan hingga kelapa sawit dan anti-narkoba serta pendidikan.
Dirjen Umar Hadi dan mitranya juga membahas isu-isu regional dan global, seperti ASEAN-Peru, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) hingga Keketuaan Peru di APEC 2024. Secara khusus, kedua negara juga menargetkan dapat segera menyelesaikan perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.
Sejak pertama kalinya menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1975, hubungan kedua negara berjalan dengan erat dan produktif, yang salah satunya tercermin dari saling kunjung di tingkat pejabat tinggi maupun parlemen kedua negara.
Laporan: Redaksi