Banner

Korsel sangat sesalkan persembahan PM Jepang ke Kuil Yasukuni

Anak-anak mengamati deretan bendera berbentuk ikan koi, yang dikenal sebagai koinobori, di Fudobashi, Kota Koshigaya, Prefektur Saitama, Jepang, pada 5 Mei 2022. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Persembahan ritual yang dikirimkan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba ke Kuil Yasukuni, sebuah kuil yang terkenal memiliki keterkaitan dengan perang, dalam rangka perayaan festival musim semi tahunan Jepang, dikecam oleh Korea Selatan.

 

Seoul, Korea Selatan (Xinhua/Indonesia Window) – Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (22/4) sangat menyesalkan persembahan ritual yang dikirimkan Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba ke Kuil Yasukuni, sebuah kuil yang terkenal memiliki keterkaitan dengan perang, dalam rangka perayaan festival musim semi tahunan Jepang.

Kementerian Luar Negeri Korsel menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah menyatakan kekecewaan mendalam dan menyesalkan fakta bahwa para pemimpin Jepang yang bertanggung jawab lagi-lagi mengirim persembahan dan memberikan penghormatan di Kuil Yasukuni, yang mengagungkan perang agresi Jepang dan mengabadikan penjahat perang.

Korsel mendesak para pemimpin Jepang untuk menghadapi sejarah dengan jujur dan menunjukkan sikap refleksi yang rendah hati dan penyesalan yang tulus atas sejarah Jepang melalui tindakan mereka, ujar pernyataan itu, sembari menekankan bahwa hal tersebut akan menjadi landasan yang penting bagi pengembangan hubungan Korsel-Jepang yang berorientasi pada masa depan dan didasarkan pada rasa saling percaya.

Pada Senin (21/4), Ishiba mengirim pohon ritual, yang disebut ‘masakaki’, pada hari pertama dalam upacara yang berlangsung selama tiga hari di kuil yang memiliki keterkaitan dengan perang tersebut.

Banner

Kuil Yasukuni di pusat kota Tokyo memberikan penghormatan kepada 14 orang yang didakwa sebagai penjahat perang Kelas A dari Perang Dunia II, termasuk Hideki Tojo. Kuil itu telah lama menjadi sumber perselisihan diplomatik antara Jepang dan negara-negara tetangganya.

Sudah lama beberapa politisi dan anggota parlemen Jepang bersikeras mengunjungi kuil itu, yang ditentang keras oleh banyak kalangan pendukung perdamaian di Jepang maupun luar negeri.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan