Banner

Lampaui target, Kemenag RI dorong lembaga amil Solidaritas Insan Peduli naik kelas ke tingkat provinsi

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Waryono Abdul Ghafur, menyampaikan sambutan dalam pembukaan rapat kerja Lembaga Amil Zakat Solidaritas Insan Peduli (LAZ SIP) bertema ‘Penguatan Kolaborasi Antarlembaga dan Optimalisasi Pendistribusian Zakat’ yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/9/2025). (Indonesia Window)

Penerima program zakat termasuk dalam desil 1-3, yakni mereka yang berada dalam 30 persen rumah tangga paling miskin di Indonesia.

 

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Waryono Abdul Ghafur, mengapresiasi capaian Lembaga Amil Zakat Solidaritas Insan Peduli (LAZ SIP) dalam penghimpunan dan pendistribusian dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang meningkat signifikan dalam waktu relatif singkat.

Hal tersebut disampaikan dalam sambutan pada pembukaan rapat kerja LAZ SIP bertema ‘Penguatan Kolaborasi Antarlembaga dan Optimalisasi Pendistribusian Zakat’ yang diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat, Jumat.

“Saya melihat pengumpulan dana ZIS oleh LAZ SIP terus naik. Ini prestasi luar biasa, yang juga menunjukkan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat dermawan,” kata Prof. Waryono.

Dia menambahkan, capaian tersebut menjadikan LAZ SIP layak naik kelas. “Secara de jure memang berstatus kabupaten, tapi secara de facto LAZ SIP sudah mencapai tingkat provinsi karena sudah melebihi 10 miliar rupiah. Sudah waktunya LAZ SIP naik kelas,” ujarnya.

Banner

Sebelumnya, Ketua LAZ SIP, Ustadz Muhammad Irfandi, Lc., menyampaikan bahwa sepanjang September 2024 hingga Agustus 2025 lembaga amil tersebut telah mengumpulkan dana sebesar 14,787 miliar rupiah. Jumlah ini terdiri atas infak dan sedekah sebesar 8,7 miliar rupiah, serta zakat sebesar 6,7 miliar rupiah.

Dari jumlah tersebut, lanjutnya, 94 persen atau 13,92 miliar rupiah telah disalurkan kepada para mustahik dan penerima manfaat.

Selain itu, LAZ SIP juga memiliki program pengumpulan donasi khusus untuk Palestina, ‘Membasuh Luka Palestina’. Pada raker kali ini, LAZ SIP menyerahkan dana kemanusiaan bagi Palestina sebesar 350 juta rupiah kepada BAZNAS RI, setelah sebelumnya menyalurkan 250 juta rupiah.

Lebih lanjut, Prof. Waryono menekankan pentingnya distribusi dan pemberdayaan dana ZIS berbasis data sosial ekonomi nasional (DT-SEN). Menurutnya, penerima zakat harus tepat sasaran pada kelompok masyarakat miskin, dan tercatat dalam sistem nasional.

“Penerima program zakat termasuk dalam desil 1-3, yakni mereka yang berada dalam 30 persen rumah tangga paling miskin di Indonesia. Desil 1 adalah kelompok termiskin, desil 2 adalah kelompok miskin, dan desil 3 adalah kelompok rentan miskin,” urainya.

Untuk itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) telah mengembangkan instrumen penilaian kemiskinan yang mencakup kondisi rumah tangga, seperti dapur, toilet, kamar mandi, dan lainnya.

Banner

“Saya berharap program kerja BAZNAS dan LAZ SIP in line dengan rencana strategis Kementerian Agama RI,” ucapnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan