Pendaftaran mahasiswa asing baru di universitas dan institusi pendidikan kejuruan di Australia dibatasi pada angka 270.000 orang pada 2025.
Canberra, Australi (Xinhua/Indonesia Window) – Pemerintah Australia pada Selasa (27/8) mengumumkan bahwa mereka akan membatasi pendaftaran mahasiswa asing baru di universitas dan institusi pendidikan kejuruan di angka 270.000 orang pada 2025.
Pembatasan tersebut akan mengizinkan 145.000 mahasiswa asing diterima di universitas negeri pada 2025, 95.000 di sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan (vocational education and training/VET), dan 30.000 di universitas dan institusi pendidikan tinggi nonuniversitas lainnya.
Menteri Pendidikan Australia Jason Clare mengatakan kepada para wartawan bahwa universitas akan diizinkan untuk menerima 15 persen lebih banyak mahasiswa asing dibandingkan pada 2019, tetapi jumlah tersebut akan dikurangi 20 persen untuk lembaga VET.
Dia mengatakan bahwa pembatasan tersebut, yang mengikuti undang-undang yang disahkan parlemen, akan menetapkan penerimaan mahasiswa asing sekitar 7.000 di bawah level 2019 dan 53.000 di bawah angka 2023, tetapi pendaftaran akan tersebar lebih merata di seluruh sektor.
Setiap universitas dan institusi penyedia pelatihan akan memiliki batasan masing-masing berdasarkan sejumlah faktor, seperti tingkat penerimaan mahasiswa asing terkini dan konsentrasi mahasiswa asing dalam kelompok onshore mereka.
Institusi yang tidak dapat memenuhi kuota mahasiswa asing mereka dapat mengalihkan jatahnya ke institusi lain.
“Ini adalah tentang mengatur sistem dengan cara yang lebih baik dan lebih adil, sehingga tidak hanya segelintir universitas beruntung yang menerima manfaat, melainkan seluruh sektor,” kata Clare.
Partai Buruh yang berkuasa mengumumkan rencana untuk membatasi jumlah mahasiswa asing pada Mei sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk memangkas jumlah migrasi bersih Australia dari 528.000 pada periode 2022-2023 menjadi 260.000 pada 2024-2025.
Pada Juli, pemerintah Australia menaikkan biaya pengajuan visa pelajar asing dua kali lipat dari 710 dolar Australia menjadi 1.600 dolar Australia.
Luke Sheehy, chief executive NGO Universities Australia, mengatakan dalam sidang dengar pendapat Senat pada awal Agustus bahwa pembatasan yang diusulkan tersebut akan mengakibatkan universitas-universitas mengalami kerugian miliaran dolar dalam hal pendapatan dan mengancam 14.000 lapangan kerja.
“Mahasiswa asing menyumbang lebih dari separuh pertumbuhan produk domestik bruto Australia tahun lalu, hampir sendirian menyelamatkan negara ini dari resesi,” ujarnya.
Menurut data pemerintah, kontribusi pendidikan internasional bagi perekonomian Australia mencapai 47,8 miliar dolar Australia pada 2023, menjadikannya ekspor terbesar keempat negara itu setelah bijih besi, batu bara, dan gas alam.
*1 dolar Australia = 10.512 rupiah
Laporan: Redaksi