Taiwan pamerkan capaian pemberdayaan perempuan di New York, AS

Pencapaian Taiwan dalam kesetaraan gender ditandai dengan meningkatnya proporsi perempuan di parlemen, yang telah melampaui 30 persen sejak 2012 dan mencapai lebih dari 40 persen pada 2020.
Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Luar Negeri Taiwan menggelar ‘Pekan Kesetaraan Gender Taiwan 2025 (Taiwan Gender Equality Week/TGEW) di New York, Amerika Serikat, mulai 10 hingga 21 Maret, yang dirancang sesuai dengan tema utama sesi ke-69 Komisi Status Perempuan PBB (Commission on the Status of Women/CSW).
Dalam acara tersebut, mantan Presiden Tsai Ing-wen, melalui video rekaman, memaparkan pencapaian Taiwan dalam kesetaraan gender di salah satu acara bertajuk ‘Taiwan Women’s Power Cultural Night’, menurut siaran pers dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) yang diterima di Jakarta, Senin.
Malam budaya tersebut diselenggarakan pada 12 Maret di Kantor Perwakilan Taiwan di New York, mengusung tema ‘Taiwan Main Stage: Celebrating Women’s Resilience and Progress.’
Wakil Perdana Menteri Kerajaan Eswatini Thulisile Dladla, mantan Duta Besar Departemen Luar Negeri AS untuk Masalah Perempuan Global Kelley Currie, dan Duta Besar keliling Taiwan Liu Po-chun, turut hadir untuk menyampaikan pidato kunci.
Kepala Kantor Perwakilan Taiwan di New York, Lee Chih-chiang, dalam pidato pembukaannya mengatakan bahwa Taiwan telah berupaya maksimal dalam memperkuat pemberdayaan perempuan dan telah mencapai hasil yang signifikan.
Dia juga menekankan bahwa kesetaraan gender adalah hak asasi manusia yang mendasar dan tidak boleh meninggalkan siapa pun. Taiwan akan terus bekerja sama dengan mitra global untuk mengupayakan kesetaraan gender.
Dalam video rekaman, mantan Presiden Tsai menyampaikan kepada komunitas internasional perkembangan penting yang telah dicapai Taiwan dalam bidang kesetaraan gender selama 30 tahun terakhir.
Menurutnya, salah satu pencapaian utama tersebut adalah meningkatnya proporsi perempuan di parlemen, yang telah melampaui 30 persen sejak 2012 dan mencapai lebih dari 40 persen pada 2020.
Selain itu, berdasarkan Indeks Norma Sosial Gender (Social Customs Gender Index/SIGI) dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development /OECD) tahun 2023, Taiwan menempati peringkat keenam di dunia dan pertama di Asia dalam kesetaraan gender.
Meskipun dikecualikan dari organisasi internasional, Taiwan tetap berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB.
Tsai Ing-wen menegaskan bahwa Taiwan berkomitmen penuh untuk membangun masyarakat yang lebih setara, karena ketika individu tidak diperlakukan berbeda berdasarkan gender, seluruh negara dan pemerintah akan mendapat manfaat.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Kerajaan Eswatini Thulisile, menyatakan bahwa dengan bantuan Taiwan, negara Afrika tersebut telah mencapai berbagai pencapaian penting dalam pengembangan hak-hak perempuan. Di antara pencapaian itu adalah pendanaan untuk 450 perempuan melalui dana kredit mikro bergulir, membantu lebih dari 6.000 perempuan dalam membangun keterampilan kewirausahaan, serta menyediakan beasiswa pendidikan tinggi untuk memberdayakan perempuan.
Thulisile menekankan bahwa kesetaraan gender bukan hanya isu perempuan, tetapi merupakan isu hak asasi manusia yang sangat penting bagi perdamaian, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan.
Mantan Duta Besar Departemen Luar Negeri AS untuk masalah perempuan global, Kelley Currie, berharap agar Taiwan dan AS terus bekerja sama dalam mempromosikan program pemberdayaan perempuan.
Dia juga berpendapat bahwa PBB seharusnya memperhatikan peran kepemimpinan Taiwan dalam memberdayakan perempuan dan meningkatkan peran Taiwan dalam organisasi internasional.
Duta Besar keliling Taiwan Liu Po-chun menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Taiwan memiliki nilai-nilai universal yang sama, dan merupakan mitra terbaik dalam mendorong pemberdayaan perempuan. Kerja sama ini bukan hanya dalam situasi saling menguntungkan (win-win), tetapi juga memberikan manfaat bagi kawasan Asia-Pasifik dan dunia secara luas.

Meskipun Taiwan tidak termasuk dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan bahkan tidak dapat memasuki gedung PBB, Taiwan tidak pernah berhenti melangkah maju atau membantu negara lain. Tindakan nyata adalah bentuk komitmen terbaik.
‘Taiwan Women’s Power Cultural Night’ menampilkan berbagai pencapaian Taiwan dalam kesetaraan gender, partisipasi perempuan dalam politik dan ekonomi, perkembangan perempuan di bidang pendidikan serta STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), serta legislasi untuk melawan kekerasan berbasis gender.
Selain acara ‘Taiwan Women’s Power Cultural Night’, ‘Pekan Kesetaraan Gender Taiwan’ juga mencakup pertemuan paralel NGO CSW69 pada 11 Maret.
Pertemuan tersebut diadakan bersama oleh empat International Non-Governmental Organization (INGO) yang memiliki status konsultatif Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC) PBB dan berfokus pada pembahasan kepemimpinan global perempuan muda di bidang kesetaraan gender. Kegiatan ini sejalan dengan tren internasional dalam mendorong partisipasi pemuda.
Laporan: Redaksi