Banner

AS bisa kirim rudal Tomahawk ke Ukraina lewat sekutu Eropa

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance tiba untuk menghadiri jamuan makan malam di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Aksi Kecerdasan Buatan (AI) di Istana Kepresidenan Elysee di Paris, Prancis, pada 10 Februari 2025. (Xinhua/Gao Jing)

Pemerintahan Trump mengadopsi kebijakan yang lebih luas yang menekan Eropa untuk menanggung lebih banyak beban dalam perang Ukraina.

 

Washington, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance pada Ahad (28/9) mengatakan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan sebuah rencana bagi sekutu NATO Eropa untuk membeli rudal jelajah Tomahawk buatan AS dan mengirimkannya ke Ukraina, tetapi keputusan akhir ada di tangan Presiden AS Donald Trump.

“Saya tahu bahwa sedang ada pembicaraan saat ini juga terkait isu tersebut,” ujar Vance di Fox News.

“Kami sedang mempertimbangkannya,” ujarnya. “Kami tentu saja melihat sejumlah permintaan dari pihak Eropa.”

Ketika ditanya apakah dia secara pribadi merasa nyaman dengan Ukraina yang menerima rudal Tomahawk dan “ancaman yang akan ditimbulkannya”, Vance mulai menghindari pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa Trump akan membuat “keputusan akhir … mengenai apa yang terbaik bagi AS.”

Banner

Menurut beberapa outlet media AS, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengusulkan kesepakatan tersebut dalam pertemuannya dengan Trump di sela-sela Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pekan lalu. Dia mengatakan Trump memberi tahunya bahwa “kami akan mengusahakannya.”

Vance menekankan bahwa pemerintahan Trump mengadopsi sebuah pergeseran kebijakan yang lebih luas yang menekan Eropa untuk menanggung lebih banyak beban. “Kami tidak lagi hanya memberikan banyak dana dan senjata. Yang kami lakukan adalah meminta Eropa untuk membeli persenjataan itu.”

Sementara itu, dia mengimbau Rusia untuk “datang ke meja perundingan dan benar-benar membahas perdamaian dengan serius.”

Tomahawk merupakan rudal jelajah serangan darat subsonik jarak jauh buatan AS yang memiliki jangkauan operasional 460-2.500 km, tergantung pada variannya. Jangkauan ini dapat memungkinkan serangan ke area-area di dekat Moskow jika rudal itu dikerahkan dari beberapa wilayah di Eropa.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan