Banner

PBB: Korban kelaparan di dunia melonjak

Ilustrasi. (billy cedeno from Pixabay)

Bekasi, Jawa Barat (Indonesia Window) – Badan pangan PBB pada Senin (8/11) mengatakan korban kelaparan akut melonjak di seluruh dunia, dengan jumlah orang yang berada di ambang kelaparan di 43 negara telah meningkat menjadi 45 juta orang.

Lonjakan dari 42 juta orang pada awal tahun sebagian besar disebabkan oleh penilaian keamanan pangan yang menemukan 3 juta orang lainnya menghadapi kelaparan di Afghanistan, kata Program Pangan Dunia (WFP).

Banner

“Kami mengalami konflik, perubahan iklim, dan COVID-19 yang meningkatkan jumlah orang yang mengalami kelaparan ekstrem,” kata Direktur Eksekutif WFP David Beasley, menurut Arab News, Selasa.

“Dan data terbaru menunjukkan sekarang ada lebih dari 45 juta orang berbaris menuju ambang kelaparan,” katanya setelah perjalanan ke Afghanistan.

“Biaya bahan bakar naik, harga pangan melonjak, pupuk lebih mahal, dan semua ini memicu krisis baru seperti yang terjadi sekarang di Afghanistan, serta keadaan darurat yang sudah berlangsung lama seperti Yaman dan Suriah,” tambah Beasley.

Banner

WFP mengatakan biaya untuk mencegah kelaparan secara global sekarang mencapai tujuh miliar dolar, naik dari 6,6 miliar dolar pada awal tahun 2021.

Keluarga yang menghadapi kerawanan pangan akut sedang “dipaksa membuat pilihan yang menghancurkan”, menikahkan anak lebih awal, mengeluarkan mereka dari sekolah atau memberi mereka makan belalang, daun liar, atau kaktus.

“Sementara itu, laporan media dari Afghanistan menunjukkan keluarga dilaporkan dipaksa untuk menjual anak-anak mereka karena putus asa untuk bertahan hidup,” katanya.

Banner

Kekeringan yang berulang di Afghanistan digabungkan dengan krisis ekonomi mendorong keluarga ke jurang kemiskinan.

Sekitar 12,4 juta orang di Suriah tidak tahu dari mana makanan mereka berikutnya akan datang.

Peningkatan kelaparan akut juga terlihat di Ethiopia, Haiti, Somalia, Angola, Kenya, dan Burundi, kata badan yang berbasis di Roma itu.

Banner

Laporan: Raihana Radhwa

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan