Banner

Feature – Bimbingan teknis dari misi pertanian Taiwan buat Asep mampu hasilkan panen melimpah

Asep, petani Karawang yang juga merupakan karyawan Taiwan Technical Mission (TTM), berfoto di dalam fasilitas ‘greenhouse’ TTM di Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/10/2024). (Indonesia Window)

Pangsa pasar untuk panen sayuran Asep juga bukan lagi hanya tetangga dan pasar tradisional, melainkan jaringan supermarket besar yang merupakan mitra Taiwan Technical Mission.

 

Karawang, Jawa Barat (Indonesia Window) – Sekitar lima tahun silam, Asep, seorang petani asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hanya bisa memanen 200-300 kilogram sayur dari lahan pertanian milik ayahnya seluas 1.000 meter persegi.

“Sayuran yang saya tanam bunga kol, terong, kacang panjang. Penanamannya bergilir, setiap selesai musim panen,” tuturnya, menguraikan kisahnya dalam berjuang meningkatkan ekonomi keluarga dengan bertani, saat dijumpai di fasilitas pertanian Taiwan Technical Mission (TTM) di Karawang, beberapa waktu lalu.

Hasil panen tersebut lalu dibawa Asep pasar tradisional setempat, selain dibeli juga oleh para tetangga di dekat rumahnya. Namun, akunya, tidak sedikit sayur yang didagangkannya terpaksa dibuang karena tidak ada pembeli yang mau membawa pulang sayuran yang tampilannya kurang bagus. Sementara itu, Asep juga tidak punya fasilitas untuk menyimpan dagangannya yang belum terserap pasar.

Namun, nasib Asep perlahan berubah saat misi teknis Taiwan memulai proyek pengembangan lahan pertanian di daerahnya pada 2018.

Banner

“Tahun 2019 saya bekerja di TTM. Ayah saya juga masuk dalam kelompok petani yang dibina TTM. Banyak wawasan yang saya dapatkan, dan bisa saya kembangkan di lahan pertanian ayah saya,” ucap lelaki lulusan sekolah menengah pertama ini.

Berbekal ilmu dan praktik yang diperolehnya selama bekerja di TTM, sekaligus menjadi petani binaan misi pertanian Taiwan, kini Asep dan ayahnya dapat memanen sayur hingga mencapai 1 hingga 1,5 ton setiap musim.

“Sayuran yang saya tanam juga premium. Selain terong dan bunga kol, saya juga menanam kacang panjang merah dan pare putih Taiwan, yang nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan sayuran lokal. Harganya juga lebih stabil,” ujarnya, seraya menambahkan pare hijau di pasaran dibandrol dengan harga 5.000-6.000 rupiah per kilogram, sementara pare putih seharga 10.000 rupiah per kilogram.

Dengan jenis sayuran seperti itu, pangsa pasar untuk panen sayuran Asep juga bukan lagi hanya tetangga dan pasar tradisional, melainkan jaringan supermarket yang merupakan mitra Taiwan Technical Mission.

“Sayuran yang dikirim ke supermarket harus sesuai dengan permintaan mereka. Jadi, bentuk, ukuran, dan warna harus diperhatikan. Ada grade A dan grade B. Grade A dikirim ke supermarket, grade B dijual di pasar,” terangnya.

Menurut pemimpin Taiwan Technical Mission untuk Indonesia, Dennis Kao, Misi Teknis Taiwan memiliki karakteristik berbeda dari organisasi-organisasi serupa lainnya.

Banner

“Yang membedakan TTM dari pihak lain adalah kami ‘menemani’ para petani mulai dari produksi bibit dan penyemaian, manajemen lahan yang mencakup teknologi penanaman dan penyiapan bahan pertanian seperti pupuk, pemanenan dengan mesin dan tenaga kerja, hingga penyimpanan hasil panen dan pengepakan produk pertanian,” ujarnya pada kesempatan yang berbeda di Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Pangsa pasar untuk panen
Pemimpin Taiwan Technical Mission (TTM) untuk Indonesia, Dennis Kao, menjelaskan kiprah TTM di Indonesia, di Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/10/2024). (Indonesia Window)

Setelah pengepakan hasil panen, lanjutnya, TTM juga membantu para petani untuk mendistribusikan produk pertanian mereka ke sejumlah supermarket mitra, seperti KEMCHICKS, PAPAYA Fresh Gallery, dan YOGYA Group.

“Sayur yang dikemas telah memenuhi standar yang diinginkan, baik kualitas maupun kuantitas per kemasan,” ujar Dennis, seraya mencontohkan setiap satu buah okra merah yang dikemas per 200 gram harus memiliki ukuran, bentuk, serta warna yang sama.

Demikian juga dengan sayuran lain, seperti asparagus, jagung, oyong lokal dan oyong Taiwan, terong, serta pare hijau dan pare putih.

Pangsa pasar untuk panen
Foto yang diambil pada 24 Oktober 2024, di fasilitas pengepakan sayur Taiwan Technical Mission (TTM) di Karawang, Jawa Barat, ini memperlihatkan okra merah dan okra hijau yang sedang disiapkan untuk didistribusikan ke supermarket mitra TTM. (Indonesia Window)

Walaupun misi pertanian Taiwan di Karawang akan berakhir pada Desember 2025, Dennis meyakinkan bahwa hubungan dengan para petani Indonesia akan terus terjalin.

“Mereka juga tidak perlu khawatir dengan ketersediaan bibit sayur Taiwan, karena di Jawa Tengah sudah ada toko yang menyediakannya,” ungkapnya.

Banner

Dennis berharap level kerja sama antara Taiwan Technical Mission dengan sejumlah pihak di Indonesia dapat ditingkatkan hingga di tingkat kementerian, agar lebih banyak petani Indonesia bergabung dalam misi pertanian ini dan merasakan manfaat dari sisi ekonomi dan sosial, serta teknologi.

Taiwan Technical Mission adalah bagian dari International Cooperation and Development Fund (ICDF), yang didedikasikan untuk meningkatkan pembangunan sosial-ekonomi, meningkatkan sumber daya manusia, dan mempromosikan hubungan ekonomi di berbagai negara mitra berkembang.

Selain Karawang, wilayah kerja Taiwan Technical Mission saat ini mencakup Sulawesi Selatan dengan misi pengembangan lahan sawah dan peningkatan produksi padi, serta di Sumatra Utara yang berfokus pada tanaman bawang putih dan bawang merah.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan