Banner

Tim ilmuwan China luncurkan LLM multimoda pertama di dunia di bidang ilmu geografi

Foto yang diabadikan pada 19 September 2024 ini menunjukkan ruang operasional Sigma Geography, sebuah LLM multimoda di bidang ilmu geografi. (Xinhua/Li Xin)

Model bahasa besar yang diberi nama Sigma Geography menjawab pertanyaan geografis profesional, menganalisis artikel geografis, melakukan penyelidikan dan analisis mendalam terhadap data geografis, serta menggambar peta tematik.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Sebuah model bahasa besar (large language model/LLM) multimoda di bidang ilmu geografi, yang pertama dari jenisnya di dunia, diluncurkan di Beijing pada Kamis (19/9). LLM ini dapat mendukung integrasi geografi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) serta membantu mempercepat penemuan geografis.

LLM yang diberi nama Sigma Geography ini dikembangkan oleh sebuah tim yang terdiri atas para peneliti dari tiga institut yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China, yakni Institut Ilmu Geografi dan Penelitian Sumber Daya Alam (Institute of Geographic Sciences and Natural Resources Research/IGSNRR), Institut Penelitian Dataran Tinggi Tibet, dan Institut Automasi, serta organisasi-organisasi lainnya.

Sigma Geography dapat menjawab pertanyaan geografis profesional, menganalisis artikel geografis, melakukan penyelidikan dan analisis mendalam terhadap data geografis, serta menggambar peta tematik, demikian disampaikan Su Fenzhen, wakil direktur IGSNRR.

Dibandingkan dengan LLM pada umumnya, Sigma Geography memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang pola bahasa, terminologi khusus domain, dan pengetahuan profesional di bidang geografi, sehingga membuat Sigma Geography dapat menangani isu-isu khusus secara lebih baik, tutur Su.

Selain menjawab pertanyaan geografis, Sigma Geography juga dapat mencocokkan jawaban tekstual yang dihasilkan dengan foto lanskap geografis, peta tematik, atau bagan skematis untuk membantu pengguna memahami jawaban tekstual melalui cara yang lebih visual dan imajinatif, imbuh Su.

Fungsi asisten penelitian yang dikembangkan oleh tim tersebut, yang didasarkan pada Sigma Geography, dapat menyelesaikan sejumlah proses, seperti pemahaman konsep, akuisisi data, analisis informasi, dan pemetaan sesuai instruksi pengguna, dan kemudian menghasilkan skema geografis profesional yang dibutuhkan pengguna.

Sigma Geography dapat membantu memperluas pemahaman masyarakat umum tentang ilmu geografi, serta mendukung penelitian dan kajian akademis untuk mengungkap penemuan-penemuan ilmiah utama di bidang geografi.

Sejauh ini, Sigma Geography sudah digunakan oleh lebih dari 10 makalah yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal akademik, seperti sub-jurnal Nature, The Innovation, dan Earth’s Future.

Tim peneliti ini akan terus meningkatkan Sigma Geography, dengan tujuan untuk membuat LLM tersebut bisa memahami peta. Tim juga akan menciptakan platform yang dapat memfasilitasi kolaborasi para ilmuwan dan tim-tim peneliti dengan cara berbagi data, model, serta ide penelitian.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan