Banner

Milisi Irak peringatkan AS agar tidak ikut campur dalam konflik Israel-Iran

Jejak rudal terlihat di langit Kota Hebron, Tepi Barat bagian selatan, dalam serangan rudal Iran terhadap Israel pada 13 Juni 2025. (Xinhua/Mamoun Wazwaz)

Milisi Irak yang didukung Iran, Kataib Hizbullah, bersumpah akan menyerang kepentingan Amerika Serikat di kawasan tersebut jika Washington ikut campur dalam konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung.

 

Baghdad, Irak (Xinhua/Indonesia Window) – Milisi Irak yang didukung Iran, Kataib Hizbullah, pada Ahad (15/6) bersumpah akan menyerang kepentingan Amerika Serikat (AS) di kawasan tersebut jika Washington ikut campur dalam konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung.

“Kami memantau dengan saksama pergerakan tentara musuh Amerika di kawasan ini. Jika Amerika mengintervensi perang, kami akan bertindak langsung terhadap kepentingan dan pangkalannya di kawasan ini tanpa ragu,” kata Abu Hussein al-Hamidawi, sekretaris jenderal kelompok itu, dalam sebuah pernyataan.

Kedutaan Besar AS di Baghdad pada Ahad mengatakan bahwa pihaknya menyadari “meningkatnya potensi kekerasan atau serangan yang terinspirasi oleh organisasi teroris asing terhadap bisnis dan lokasi yang sering dikunjungi oleh warga negara AS.”

Kedutaan itu mendesak warga AS di Irak untuk menghindari lokasi-lokasi yang sering dikunjungi oleh orang asing dan pertemuan atau kerumunan besar.

Banner

Pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat, Israel melancarkan serangkaian serangan udara terkoordinasi yang menargetkan lokasi-lokasi strategis di seluruh Iran. Kedua belah pihak telah saling bertukar serangan beberapa kali sejak saat itu, menyebabkan kerusakan dan jatuhnya korban.

Pada Februari 2024, militer AS melancarkan sebuah serangan di Irak dan menewaskan seorang komandan Kataib Hizbullah, yang dianggap “bertanggung jawab atas perencanaan langsung dan berpartisipasi dalam serangan terhadap pasukan AS di kawasan tersebut.” Serangan itu merupakan bagian dari pembalasan AS atas serangan drone terhadap pangkalan militer AS di Yordania pada Januari 2024, yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai lebih dari 40 lainnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan