Banner

Demam Labubu melanda Finlandia

Mainan bertema Labubu, boneka berbulu populer dari perusahaan mainan China Pop Mart, terlihat dalam upacara pembukaan sebuah gerai offline baru Pop Mart di Bangkok, Thailand, pada 5 Juli 2024. (Xinhua/Sun Weitong)

Labubu mulai dikenal secara luas pada 2019 ketika diubah menjadi mainan koleksi desainer melalui kemitraan dengan Pop Mart, salah satu perusahaan mainan terkemuka di China.

 

Helsinki, Finlandia (Xinhua/Indonesia Window) – Labubu, mainan karakter berbulu dengan gigi mencolok dari merek China Pop Mart, sedang mengalami lonjakan popularitas di Finlandia, dengan antrean panjang di luar gerai dan basis penggemar daring yang terus berkembang.

Di pusat perbelanjaan Forum yang berada di pusat kota Helsinki, puluhan pelanggan Finlandia pada akhir pekan lalu mengantre sejak pagi untuk membeli salah satu dari hanya 12 boneka Labubu yang tersedia. Kabarnya, pembeli pertama bahkan sudah tiba sejak pukul 07.00 waktu setempat.

Para kolektor Finlandia menyebut perpaduan antara daya tarik mode, kelangkaan, dan hiburan emosional sebagai faktor utama yang mendorong popularitas Labubu. “Terkadang, ini hanya soal memiliki sesuatu yang kecil dan membahagiakan, terutama di masa-masa sulit seperti sekarang,” ungkap seorang pembeli lokal. Pembeli lainnya membandingkan Labubu dengan troll dalam mitologi Nordik, menyoroti hubungan yang tak terduga antara desain Asia Timur dan kisah rakyat Nordik.

Seiring ekspor budaya China seperti Labubu semakin populer di seluruh dunia, banyak pengamat memandang hal ini sebagai tanda meningkatnya kekuatan lunak (soft power) China. “Kesuksesan Labubu menunjukkan bahwa kreativitas budaya China diterima oleh audiens global,” papar seorang analis yang berbasis di Helsinki, seperti dikutip oleh lembaga penyiaran nasional Finlandia Yle.

Banner
Seorang wanita membeli produk di sebuah gerai Pop Mart di London, Inggris, pada 21 Mei 2025. (Xinhua/Li Ying)

Labubu, sebuah karakter menyerupai goblin dengan gigi tajam dan senyum nakal, diciptakan oleh Kasing Lung, seorang seniman asal Hong Kong, China selatan. Mainan ini umumnya dijual dalam ‘kotak misteri’ (blind box), format populer di mana pembeli sebelumnya tidak mengetahui varian mana yang akan mereka dapatkan, sehingga menambah unsur kejutan dan nilai koleksi.

Kali pertama diperkenalkan pada 2015 sebagai bagian dari seri buku anak-anak berjudul ‘The Monsters’, Labubu mulai dikenal secara luas pada 2019 ketika diubah menjadi mainan koleksi desainer melalui kemitraan dengan Pop Mart, salah satu perusahaan mainan terkemuka di China. Peluncuran seri gantungan kunci ‘Exciting Macaron’ pada Oktober 2023 menjadi titik balik dalam kemunculannya meraih popularitas internasional, sejalan dengan berkembangnya tren mode gantungan dan aksesori tas.

Hingga saat ini, lebih dari 300 varian Labubu telah dirilis. Di TikTok dan platform media sosial lainnya, lebih dari 1,7 juta video telah diunggah dengan tagar #Labubu.

Pop Mart melaporkan pendapatan tahunan sebesar 1,8 miliar dolar AS pada 2024, menandai peningkatan 107 persen dari tahun sebelumnya. Produk Labubu menyumbang hampir 400 juta dolar AS dari pendapatan tersebut. Didukung oleh permintaan internasional yang kuat, Pop Mart mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 165 hingga 170 persen secara tahunan (year on year) pada kuartal pertama (Q1) 2025, dengan penjualan di luar negeri melonjak 475 hingga 480 persen.

*1 dolar AS = 16.281 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan