Banner

Ajudan setia Duterte unggul dalam pemilihan anggota senat di Filipina

Rodrigo Duterte, yang kala itu menjabat presiden Filipina, berbicara dalam peringatan 84 tahun Angkatan Bersenjata Filipina (Armed Forces of the Philippines/AFP) di dalam Kamp Aguinaldo di Quezon City, Filipina, pada 17 Desember 2019. (Xinhua/Rouelle Umali)

Komisi Pemilihan Umum Filipina (Comelec) telah resmi mengumumkan 12 pemenang pemilihan senat, termasuk dua pendukung setia mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam pemilihan umum paruh waktu.

 

Manila, Filipina (Xinhua/Indonesia Window) – Komisi Pemilihan Umum Filipina (Comelec) pada Sabtu (17/5) resmi mengumumkan 12 pemenang pemilihan senat, termasuk dua pendukung setia mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam pemilihan umum (pemilu) paruh waktu yang digelar pada Senin (12/5) lalu.

Senator yang kembali terpilih, Christopher Go, seorang ajudan yang dekat dengan Duterte, menempati posisi teratas dalam pemungutan suara itu. Rekan sekutu Duterte, Senator Ronald Dela Rosa, berada di posisi ketiga. Pemenang lain yang didukung Duterte termasuk Senator Imee Marcos, Perwakilan Rodante Marcoleta, dan Camille Villar.

Villar, seorang ‘kandidat tamu’ dalam daftar calon Duterte yang juga mendapat dukungan dari Presiden Ferdinand Marcos Jr., juga masuk dalam daftar.

Yang juga masuk dalam 12 besar adalah kandidat-kandidat yang didukung oleh Marcos, yaitu Erwin Tulfo, Pia Cayetano, Lito Lapid, serta mantan senator Panfilo Lacson dan Vicente Sotto.

Banner

Dua kandidat yang tidak terafiliasi dengan Marcos dan Duterte, yaitu mantan senator Paolo Benigno Aquino dan mantan senator Francis Pangilinan, melengkapi 12 kursi senat tersebut.

Perwakilan Tobias Tiangco, manajer kampanye untuk blok Marcos, mengakui adanya kemunduran di Mindanao, yang merupakan benteng pertahanan Duterte. Dirinya mengaitkan hasil yang buruk itu dengan reaksi atas pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte pada Februari lalu.

Dalam sebuah unggahan di Facebook pada 13 Mei, mantan juru bicara kepresidenan sekaligus kepala penasihat kepresidenan Duterte, Salvador Panelo, menyebut hasil tersebut sebagai “penolakan keras” terhadap pemerintahan Marcos, menyatakan bahwa pemungutan suara itu merefleksikan dukungan publik terhadap Duterte dan penolakan terhadap “politik balas dendam.”

Pemilu paruh waktu pada Senin memilih lebih dari 18.000 posisi, termasuk 12 senator, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, serta pejabat tingkat provinsi dan kota.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan