Banner

Survei tenaga kerja ungkap warga AS semakin khawatir kehilangan pekerjaan

Informasi lowongan kerja terpampang di jendela sebuah restoran di lingkungan Old Town Alexandria, Virginia, Amerika Serikat, pada 18 Agustus 2022. (Xinhua/Ting Shen)

Kekhawatiran mengenai kehilangan pekerjaan semakin meningkat di kalangan warga Amerika Serikat, dengan rata-rata kemungkinan warga AS menjadi pengangguran naik ke angka 4,4 persen.

 

New York City, AS (Xinhua/Indonesia Window) – Kekhawatiran mengenai kehilangan pekerjaan semakin meningkat di kalangan warga Amerika Serikat (AS), menurut sebuah survei baru dari Federal Reserve Bank of New York (The Fed New York) yang dirilis pada Senin (19/8).

Survei The Fed New York pada Juli 2024 mengenai prediksi terkait pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa rata-rata kemungkinan yang diperkirakan bagi warga AS menjadi pengangguran naik ke angka 4,4 persen, kenaikan dari 3,9 persen setahun sebelumnya dan merupakan angka tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2014.

“Bahkan, data baru ini menunjukkan tanda-tanda keretakan pasar tenaga kerja di berbagai indikator. Orang-orang melaporkan berhenti atau kehilangan pekerjaan, menurunkan ekspektasi gaji mereka, dan semakin berpikir bahwa mereka perlu bekerja hingga melewati usia pensiun pada umumnya,” kata The New York Times dalam laporannya tentang survei tersebut.

Persentase pekerja yang melaporkan sedang mencari pekerjaan dalam empat pekan terakhir melonjak menjadi 28,4 persen. Angka ini naik dari 19,4 persen pada Juli 2023 dan merupakan level tertinggi sejak pencatatan dimulai, tulis harian tersebut.

Banner

“Survei ini, yang mengajukan pertanyaan kepada sampel representatif secara nasional mengenai situasi ekonomi yang mereka hadapi akhir-akhir ini, menunjukkan bahwa ada kemungkinan terbentuknya masalah yang serius di pasar tenaga kerja,” kata surat kabar itu.

Meskipun ini baru satu laporan, laporan ini muncul pada saat yang krusial, saat para ekonom dan pejabat bank sentral mengamati dengan cemas tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja AS mulai mengalami kemerosotan, kata laporan tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan