Feature – Kedai Kopi TPS, ‘tempat penitipan suami’ di Pasar Bersih Sentul City
Kedai-kedai kopi kini bukan hanya lokasi nongkrong para penikmat kopi, tapi juga menjadi ‘tempat penitipan suami’ alias TPS, terutama saat para istri menjelajahi lorong-lorong pasar bersih untuk berburu sayur, buah dan bahan pokok harian lainnya.
Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Nongkrong di kedai-kedai kopi kini merupakan bagian dari gaya hidup para penggemar kopi berbagai kalangan, mulai Generasi-X, Generasi Milenial hingga Gen-Z.
Namun, ada satu kedai kopi unik di Pasar Sentul City, Bogor, Jawa Barat, atau lebih dikenal dengan sebutan Pasar Bersih. Namanya kedai kopi ‘DR. Kopi’ – milik Didi Ramli (DR).
Kedai-kedai kopi kini bukan hanya lokasi nongkrong para penikmat kopi, tapi juga menjadi ‘tempat penitipan suami’ alias TPS, terutama saat para istri menjelajahi lorong-lorong pasar bersih untuk berburu sayur, buah dan bahan pokok harian lainnya.
Saat para istri sedang berbelanja, suami-suami mereka nongkrong di kedai kopi tersebut sambil kongkow-kongkow bercerita tentang banyak hal termasuk pengalaman, kisah-kisah lucu, bisnis, keluarga dan bahkan sesekali soal politik.
Mereka kebanyakan para warga senior yang sudah purna tugas, namun tampak masih segar dan bersemangat. Di beberapa kali kesempatan, Pak Didi yang selalu sibuk, berada di antara mereka dan ikut larut dalam obrolan yang semakin siang bertambah seru.
Para pelanggan ‘Kedai Kopi TPS’ itu dapat menikmati secangkir kopi panas yang diracik dari biji kopi arabika maupun robusta, dari seluruh Indonesia, termasuk kopi Bogor, Sidikalang, Papua, Aceh, Toraja, Puntang, dan lain-lain.
Karena keunikannya itu, ‘Kedai Kopi TPS’ selalu dipadati oleh para pecinta kopi, baik secara individu maupun berkelompok, pria maupun wanita, dari berbagai kalangan seperti pebisnis, pensiunan, komunitas dan anak-anak muda yang mampir ke kedai itu setelah berolahraga.
Di antara para pengunjung setia Kedai Kopi TTS adalah Ricky, karyawan sebuah produsen mobil Korea yang salah satu show room (ruang pamer)-nya berlokasi di Aeon Mall Sentul City.
Ricky mengatakan dia suka ngopi di kedai TPS karena merasa cocok dengan racikan kopi para barista yang piawai.
Ricky yang mendapat informasi tentang Kedai Kopi TTS dari teman-temannya itu langsung mencoba mencicipi kopi di kedai tersebut dan akhirnya terbiasa minum kopi di sana.
“Setelah buka counter sekitar jam 10, saya meluncur ke Kedai Kopi TTS buat ngopi dulu di sini. Saya paling suka kopi Gayo,” kata Ricky, ayah dua orang anak yang tinggal di Budi Agung, Kota Bogor, itu.
Menurutnya, menu kopi di DR KOPI dengan tagline DR KOPI BENERAN itu enak-enak dan harganya lebih murah dibandinkan kafe-kafe yang ada di sekitar Pasar Bersih.

Sementara itu, Abraham, yang tinggal di Cipayung, Jakarta Timur, beberapa kali mampir di DR Kopi selepas melakukan terapi di Bogor.
Sambil menunggu istrinya yang berbelanja di pasar bersih itu, Abraham menikmati pilihannya, yakni kopi jahe.
“Wah, kopi jahenya segar dan hangat di badan, dan harum jahenya terasa sekali,” ungkap Abraham yang bekerja di bidang asuransi itu, seraya menambahkan, biasanya dia ke ‘Kedai Kopi TPS’ bersama saudaranya yang tinggal di Sentul City.
“Sebelumnya saya diberitahu oleh saudara saya kalau ada kedai kopi yang enak di pasar bersih itu. Tapi, sekarang saya pergi ke sini sendiri saja mendampingi istri berbelanja,” katanya kepada Indonesia Window, pelopor media massa halal di Indonesia.
DR Kopi yang buka dari pukul 7 pagi hingga 5 sore tersebut dapat dijumpai di salah satu sudut Pasar Bersih.

Ada tiga barista di kedai yang berdiri pada 2017 silam itu. Salah satu dari tiga pramukopi tersebut adalah Arfan, yang bekerja secara bergiliran dengan dua rekan lainnya.
“Kafe kami memiliki berbagai jenis kopi, antara lain Gayo Wine (fermentasi) dan kopi Papua,” kata Arfan kepada Indonesia Window, seraya menambahkan, kebanyakan para pengunjung DR. Kopi Beneran memilih kopi Gayo atau kopi Papua.
Sementara itu, Didi Ramli pernah mengatakan kepada media massa yang berbahasa Indonesia dan Inggris (Indonesia Window) itu bahwa dia akan menjaga pengunjungnya tetap setia dengan tidak menaikan harga produknya walaupun banyak kedai kopi dihantam tarif resiprokal dari Amerika Serikat.
“Harga kopi robusta sekarang 120.000 rupiah per kilogram, sebelumnya 90.000 rupiah per kilogram. Tapi saya tidak menaikan harga kopi untuk pelanggan,” ujar Didi.
Seperti kafe-kafe lainnya, ‘Kedai Kopi TPS’ juga menawarkan berbagai macam minuman kopi dan non-kopi. Espresso, vanilla latte, hazelnut latte dan kopi susu aren serta lemon tea, lychee tea, jahe sereh, Thai tea, dan mango delight, adalah beberapa menu yang ditawarkan.
Jumlah kedai kopi di Indonesia baik di kota kecil maupun kota besar terus bertambah, menandakan bisnis minuman ini sangat menjanjikan di negeri dengan jumlah penduduk 286.693.693 jiwa berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri Indonesia pada semester I tahun 2025.
Menurut data dari sebuah perusahaan penyedia kebutuhan bisnis minuman, Santino Coffee, pada 2023, sekitar 79 persen masyarakat Indonesia adalah peminum kopi, dan sebagian besar dari mereka minum kopi setiap hari.
Konsumsi kopi di Indonesia terus meningkat, didorong oleh perubahan pola konsumsi masyarakat, terutama di kalangan generasi muda yang semakin menggemari budaya minum kopi.
Laporan: Redaksi

.jpg)








