Banner

Uganda mulai vaksinasi mpox, targetkan populasi berisiko tinggi

Seorang penduduk setempat (kiri) menerima dosis vaksin dalam kampanye vaksinasi mpox di Kampala, Uganda, pada 1 Februari 2025. (Xinhua/Nicholas Kajoba)

Kampanye vaksinasi mpox Uganda menyasar populasi berisiko tinggi di Kampala, ibu kota negara itu, yang saat ini merupakan pusat wabah virus.

 

Kampala, Uganda (Xinhua/Indonesia Window) – Uganda pada Sabtu (1/2) meluncurkan kampanye vaksinasi mpox yang menyasar populasi berisiko tinggi di Kampala, ibu kota Uganda, yang saat ini merupakan pusat wabah virus di negara Afrika Timur itu.

Charles Olaro, direktur jenderal layanan kesehatan di Kementerian Kesehatan Uganda, mengatakan kepada Xinhua melalui telepon bahwa tahap pertama dari pelaksanaan vaksinasi itu, yang menyasar populasi berisiko tinggi dan petugas kesehatan, bertujuan untuk menghentikan penyebaran virus yang sangat menular itu dari manusia ke manusia.

Vaksinasi tersebut dimulai di sejumlah area yang berkaitan dengan jaringan aktivitas seks komersial, pelayan bar, pengemudi taksi komuter, pengendara sepeda motor komersial, dan pedagang kaki lima di divisi Kawempe dan Makindye di Kampala, menurut kementerian itu dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kegiatan ini akan diperluas ke tiga divisi lainnya di Kampala dan distrik pusat Wakiso dan Mukono.

“Kampanye vaksinasi ini menyasar populasi berisiko tinggi, kontak dekat dari kasus terkonfirmasi, dan tenaga kesehatan garda terdepan kami yang saat ini berada di area dengan penularan aktif,” kata Olaro.

Banner

Menurut otoritas kesehatan, Uganda memiliki sekitar 2.000 dosis vaksin yang disumbangkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Afrika yang akan menjangkau hingga 1.000 individu.

Kampanye vaksinasi mpox Udanda
Seorang perawat memeriksa tekanan darah seorang wanita dalam acara Hari Hipertensi Sedunia di Kampala, Uganda, pada 17 Mei 2022. (Xinhua/Nicholas Kajoba)

Uganda, yang mengonfirmasi wabah penyakit tersebut pada Agustus tahun lalu, sejauh ini telah mencatat 2.479 kasus mpox yang telah dikonfirmasi oleh laboratorium dan 16 kematian per 28 Januari 2025, dengan mayoritas korban yang meninggal telah memiliki kondisi medis bawaan seperti HIV/AIDS, malnutrisi, diabetes, dan penyakit sel sabit.

Pada Agustus, WHO menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, memberikan peringatan perihal potensi penularan internasional lebih lanjut.

Mpox, yang dahulu dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet yang menyebar melalui kontak dekat, dengan gejala yang meliputi demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, nyeri otot, ruam kulit, dan nyeri punggung.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan