Banner

Israel akan izinkan bantuan masuk ke Gaza di tengah peringatan krisis kelaparan

Para pengungsi Palestina mengambil air di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara pada 10 April 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

Israel akan mengizinkan masuknya bantuan makanan dengan kuantitas yang “standar” untuk masyarakat Gaza guna mencegah krisis kelaparan.

 

Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (18/5) mengumumkan keputusan untuk mencabut blokade di Gaza guna memungkinkan masuknya bantuan terbatas, seiring meningkatnya kecaman internasional atas krisis kemanusiaan yang parah di daerah kantong tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, kantor Netanyahu menyampaikan Israel akan mengizinkan masuknya bantuan makanan dengan kuantitas yang “standar” untuk masyarakat Gaza guna mencegah krisis kelaparan.

Pernyataan itu tidak menjelaskan kapan bantuan tersebut akan mulai masuk atau melalui mekanisme apa. Namun, lembaga penyiaran publik milik pemerintah Israel Kan melaporkan pengiriman bantuan akan dimulai “secepatnya,” dengan penyalurannya akan dilaksanakan oleh sejumlah organisasi bantuan internasional yang telah beroperasi di Gaza, mengingat mekanisme distribusi bantuan baru, yang menurut Israel akan diimplementasikan via perusahaan Amerika Serikat, belum diluncurkan.

Lebih lanjut menurut pernyataan itu, langkah tersebut mengikuti rekomendasi dari militer Israel dan didorong oleh “kebutuhan operasional guna memperluas pertempuran intens untuk mengalahkan Hamas.” Pernyataan itu memperingatkan krisis kelaparan akan “membahayakan kelanjutan operasi Kereta Perang Gideon (Gideon’s Chariots),” yang diluncurkan belum lama ini dengan makin intensifnya serangan udara Israel dan pengerahan pasukan darat tambahan di Gaza.

Banner

“Israel akan bertindak untuk mencegah Hamas mengambil kendali penyaluran bantuan, guna memastikan bantuan itu tidak jatuh ke tangan militan,” urai pernyataan tersebut.

Netanyahu mengumumkan keputusan itu dalam sebuah rapat kabinet pada Ahad malam waktu setempat, namun tidak ada pemungutan suara yang diadakan terkait hal tersebut. Dimulainya kembali aliran bantuan ke Gaza menghadapi penolakan keras dari sejumlah anggota utama koalisi sayap kanan Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang mengancam akan keluar dari koalisi jika pengiriman bantuan dilanjutkan.

Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melaporkan kondisi kemanusiaan yang memburuk di Gaza sejak blokade diterapkan pada 2 Maret lalu. Pada awal Mei, Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification/IPC) melaporkan sekitar 93 persen populasi Gaza mengalami kerawanan pangan, mulai dari tingkat krisis (crisis) hingga bencana (catastrophe).

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan