Banner

Indonesia-Swiss tandatangani proyek pengembangan energi terbarukan

Kepala BPSDM ESDM, Prahoro Nurtjahyo (kiri) dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Kurt Kunz (kanan) menandatangani Project Arrangement (PA) tentang pengembangan energi terbarukan di Jakarta pada Rabu (2/12/2020). (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)

Jakarta (Indonesia Window) – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) dan Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi Konfederasi Swiss menandatangani Project Arrangement (PA) tentang pengembangan energi terbarukan di Jakarta pada Rabu (2/12).

Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Kurt Kunz, mewakili pemerintah Swiss.

Banner

Kepala BPSDM ESDM, Prahoro Nurtjahyo, mengatakan kerja sama tersebut diharapkan meningkatkan kapasitas dan produktifitas SDM pengelola sub sektor energi baru terbarukan di kedua negara.

“Dokumen ini menjadi awal bagi para pemangku kepentingan di Indonesia dalam mempromosikan keberlanjutan dan produktivitas capacity building. Ke depannya tak hanya sektor energi, namun juga akan melibatkan sektor-sektor lainnya,” kata Prahoro dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

PA tersebut merupakan turunan dan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang di tandatangani oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Sekretariat Negara untuk Urusan Ekonomi Konfederasi Swiss pada 9 Oktober 2020.

Banner

Lingkup kerja sama antara kedua pihak mencakup pengembangan pelatihan formal dan non formal sub sektor energi baru terbarukan, pertukaran pengetahuan dan peningkatan kapasitas.

Selain BPSDM ESDM, program tersebut juga melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas/Kementerian PPN); Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Nasional Sertifikasi Profesi; serta politeknik yang bergerak di sub sektor energi baru terbarukan di Indonesia dan Swiss.

Kerja sama bilateral tersebut dilatarbelakangi keinginan kedua negara untuk meningkatkan kontribusi dalam transisi energi di dunia.

Banner

Indonesia menetapkan kebijakan energi nasional yang bertujuan meningkatkan pangsa energi terbarukan menjadi 23 persen pada tahun 2025, dan 31 persen pada tahun 2050.

Sementara itu, pemerintah Swiss menargetkan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil sebesar 20 persen pada tahun 2020.

Sebagian besar energi yang dihasilkan di Swiss berasal sumber terbarukan yang berasal dari tenaga air dan biomassa.

Banner

Namun, keduanya hanya menyumbang sekitar 15 persen dari total konsumsi energi keseluruhan. Sementara itu, 85 persen energi yang digunakan di Swiss berasal dari impor, dalam bentuk bahan bakar fosil dan tenaga nuklir.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan