Banner

Tanggapi rencana Trump, Hamas setuju pembebasan sandera Israel dan pemerintahan Gaza

Foto yang diabadikan pada 30 September 2025 ini menunjukkan asap yang membubung setelah sebuah serangan di Gaza City seperti terlihat dari wilayah Israel. (Xinhua/Gil Cohen Magen)

Hamas setuju bebaskan sandera Israel dan akan menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan teknokrat independen.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Hamas pada Jumat (3/10) mengumumkan mereka telah menyerahkan tanggapannya atas proposal perdamaian Gaza dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada para mediator regional dan internasional, menyatakan pihaknya pada prinsipnya setuju untuk membebaskan semua sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.

Dalam pernyataan persnya, kelompok bersenjata Palestina itu juga setuju untuk menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan teknokrat independen Palestina, yang dibentuk melalui konsensus nasional serta didukung negara-negara Arab dan Islam.

Menurut pernyataan tersebut, isu-isu lain yang diangkat dalam proposal AS terkait masa depan Gaza dan hak-hak rakyat Palestina secara lebih luas akan dibahas dalam kerangka kerja kolektif Palestina, sesuai dengan hukum dan resolusi internasional yang relevan.

Hamas juga menyatakan pembebasan semua sandera Israel akan didasarkan pada kerangka kerja pertukaran yang diuraikan dalam proposal Trump, dan mereka menyatakan kesiapan untuk segera memulai negosiasi melalui mediator guna membahas rincian pelaksanaannya.

Banner

Kelompok tersebut menyatakan mereka menghargai upaya negara-negara Arab, Islam, internasional, dan juga AS yang bertujuan mengakhiri konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan, mencegah relokasi warga Palestina, serta menolak pendudukan kembali daerah kantong tersebut.

Sebelumnya pada hari yang sama, Trump mengumumkan dirinya akan menetapkan batas waktu hingga Ahad (5/10) malam waktu setempat bagi Hamas untuk menanggapi proposal perdamaian AS.

Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (29/9) lalu mengatakan mereka telah menyetujui rencana 20 poin yang diusulkan oleh Washington untuk mengakhiri konflik di Gaza.

Rencana usulan AS tersebut menggabungkan kesepakatan gencatan senjata dengan pertukaran sandera, penarikan bertahap pasukan Israel, serta pengawasan internasional terhadap rekonstruksi dan pemerintahan Gaza setelah konflik berakhir.

Di bawah ketentuan gencatan senjata, Israel akan menghentikan aksi militer dan mundur ke garis yang telah disepakati. Hamas, dalam waktu 72 jam setelah penerimaan publik dari Israel, harus membebaskan semua sandera yang tersisa, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Sebagai gantinya, Israel berjanji akan membebaskan tawanan dan narapidana tertentu, sementara anggota Hamas yang telah dilucuti senjatanya dan berkomitmen untuk hidup berdampingan secara damai dapat menerima amnesti atau keluar dari Gaza dengan aman.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan