Hamas sebut sedang berunding dengan mediator untuk implementasikan gencatan senjata Gaza

Hamas mengatakan bahwa komunikasi sedang dilakukan dengan para mediator untuk memfinalisasi implementasi perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Gaza/Kairo, Palestina/Mesir (Xinhua/Indonesia Window) – Hamas pada Rabu (12/2) mengatakan bahwa komunikasi sedang dilakukan dengan para mediator untuk memfinalisasi implementasi perjanjian gencatan senjata di Gaza.
“Komunikasi sedang dilakukan dengan negara-negara mediator untuk menyelesaikan implementasi perjanjian gencatan senjata,” ujar juru bicara (jubir) Hamas Hazem Qassem dalam pernyataan pers.
Sebelumnya pada hari yang sama, sebuah delegasi yang diketuai pemimpin Hamas Khalil al-Hayya tiba di Kairo untuk mendiskusikan kesepakatan gencatan senjata dengan sejumlah pejabat Mesir.
“Ada upaya-upaya dari para mediator untuk mendorong pendudukan Israel agar melaksanakan ketentuan-ketentuan perjanjian gencatan senjata di Gaza,” ujar Qassem.
Jubir itu menekankan bahwa Israel perlu mematuhi perjanjian gencatan senjata guna memastikan pembebasan para tahanan dan kepatuhan terhadap protokol kemanusiaan yang telah disepakati.
Qassem menuduh Israel “menghindari implementasi banyak ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata,” dan menekankan bahwa kelompoknya tidak akan menerima “kata-kata ancaman Amerika dan Israel.
Seorang sumber anonim dari Mesir mengatakan kepada Xinhua bahwa “Hamas menyatakan kepada pihak Mesir kesediaannya untuk membebaskan sekelompok tawanan Israel pada Sabtu (15/2) seperti yang telah disepakati, tetapi menolak tuntutan dari Trump dan Netanyahu untuk membebaskan semua tawanan Israel sekaligus.”
Perjanjian gencatan senjata tersebut, yang mulai berlaku pada 19 Januari, terancam hancur seiring Hamas dan Israel saling menyalahkan perihal pelanggaran kesepakatan.
Pada Senin (10/2), Hamas mengumumkan penundaan pembebasan tawanan Israel yang dijadwalkan akan dibebaskan pada Sabtu, menuduh Israel gagal menjalankan ketentuan-ketentuan gencatan senjata.
Sebagai respons, Israel mengancam akan melanjutkan serangan ke Gaza jika para sandera Israel tidak dibebaskan hingga Sabtu.
Laporan: Redaksi