Banner

Dubes RI temui putra raja salman bahas kerja sama energi

Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel (kiri) menyerahkan cindera mata kepada Putra Raja Salman yang juga menjabat sebagai Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (kanan) usai pertemuan di Riyadh pada Sabtu (4/4/2020). (KBRI Riyadh)

Jakarta (Indonesia Window) – Pemberlakukan lock down (karantina wilayah) karena virus corona di Kerajaan Arab Saudi tidak menyurutkan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel untuk melakukan ikhtiar diplomasi demi kemaslahatan Indonesia dan Arab Saudi.

Dubes Agus Maftuh yang sudah bertugas di Saudi selama empat tahun 20 hari tersebut melakukan pertemuan dengan Putra Raja Salman yang juga menjabat sebagai Menteri Energi Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman bin Abdulaziz Al Saud di Riyadh pada Sabtu (4/4).

Banner

Dengan didampingi Gubernur OPEC Saudi, Adeeb Y Al-Aama, Pangeran Abdulaziz yang juga kakak dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) tersebut mengapresiasi hubungan bilateral Arab Saudi dan Indonesia yang sangat dekat.

Dalam pertemuan tersebut Pangeran Abdulaziz menyampaikan perkembangan terakhir penurunan harga minyak dunia dan rencana pertemuan OPEC+ yang juga melibatkan negara-negara produsen minyak lainnya atas inisiatif Arab Saudi dalam waktu dekat.

Pertemuan itu bertujuan menyepakati harga minyak guna mencapai stabilitas pasar minyak dunia yang memenuhi kepentingan semua produsen minyak.

Banner

Dalam pertemuan dengan Menteri Energi Arab Saudi tersebut, Dubes Agus Maftuh menyampaikan tiga hal penting dalam kerja sama energi antara kedua negara.

Menurut duta besar, Indonesia pada dasarnya memahami dan mendukung inisiatif Arab Saudi terkait rencana pertemuan OPEC+ mendatang sebagai bagian dari upaya dalam mencapai kesepakatan atas harga minyak dunia yang stabil dan dapat diterima oleh semua pihak.

Duta besar menambahkan, pada kesempatan tersebut, Indonesia mengusulkan dapat dijajakinya pembelian minyak mentah dari Arab Saudi melalui mekanisme imbal dagang dengan komoditas ekspor utama RI seperti CPO (minyak sawit mentah). Hal ini bertujuan mengurangi defisit dagang RI yang sangat besar akibat impor minyak dan gas dari Saudi.

Banner

Pada tahun 2019 sekitar 48 persen kebutuhan impor minyak mentah Indonesia dipasok dari Arab Saudi.

Duta besar juga menyambapkan bahwa Indonesia juga mengharapkan kerja sama bilateral bidang energi antara kedua negara dapat terus ditingkatkan antara lain dengan merampungkan masalah joint venture pembangunan kilang minyak RDMP (Refinery Development Master Plan) Cilacap antara Pertamina dan Aramco.

Kerja sama lainnya adalah menjajaki proyek penyulingan minyak, serta implementasi rencana investasi Arab Saudi untuk mendirikan pabrik petrokimia di Indonesia.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan