Tim ilmuwan di Australia kembangkan cip nanofluida dengan jalur memori seperti otak
Cip fluida canggih seukuran koin mampu berperilaku seperti jalur saraf di otak, yang berpotensi menandai lahirnya komputer generasi baru.
Melbourne, Australia (Xinhua/Indonesia Window) – Tim ilmuwan di Australia berhasil mengembangkan cip (chip) berbasis cairan (fluida) seukuran koin yang berperilaku seperti jalur saraf di otak, yang berpotensi menandai lahirnya komputer generasi baru.
Cip ini mengalirkan ion melalui jalur-jalur kecil dalam kerangka logam-organik (metal-organic framework/MOF) yang dirancang khusus, meniru sakelar hidup/mati (on/off) pada transistor elektronik di komputer, papar sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (10/10) oleh Universitas Monash Australia, yang memimpin penelitian ini.
Namun, berbeda dengan cip komputer konvensional, cip ini juga dapat “mengingat” sinyal-sinyal sebelumnya, meniru plastisitas neuron di otak, lanjut pernyataan tersebut.
“Untuk pertama kalinya, kami mengamati konduksi nonlinier saturasi proton dalam sebuah perangkat nanofluida. Ini membuka peluang baru untuk merancang sistem iontronik dengan kemampuan memori dan bahkan pembelajaran,” kata Profesor Wang Huanting, salah satu penulis utama penelitian ini yang juga merupakan wakil direktur Pusat Inovasi Membran Universitas Monash (Monash Center for Membrane Innovation).
“Jika kita dapat merekayasa material fungsional seperti MOF yang hanya setebal beberapa nanometer, kita dapat menciptakan cip fluida canggih yang melengkapi atau bahkan mengatasi beberapa keterbatasan dari cip elektronik yang ada saat ini,” ujar Wang, seraya menyoroti potensi material nanopori (nanoporous) yang direkayasa untuk perangkat generasi berikutnya.
Tim peneliti tersebut mendemonstrasikan potensi cip itu dengan membangun sirkuit fluida kecil yang dilengkapi dengan beberapa saluran MOF, ungkap studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances itu.
Respons cip terhadap perubahan tegangan meniru perilaku transistor elektronik, sembari juga menunjukkan efek memori yang suatu hari nanti dapat digunakan dalam penyimpanan data berbasis cairan atau sistem komputasi yang terinspirasi oleh otak, papar penelitian tersebut.
Pengembangan ini merupakan yang pertama kali dari jenisnya sekaligus langkah besar menuju komputer yang berpikir lebih seperti manusia, yang memanfaatkan sirkuit likuid, alih-alih sirkuit padat, ujar salah satu penulis utama penelitian tersebut, Lu Jun, dari Departemen Teknik Kimia dan Biologi Universitas Monash (Monash Department of Chemical and Biological Engineering).
“Cip kami dapat mengontrol aliran proton dan ion logam secara selektif, serta mengingat perubahan tegangan sebelumnya, sehingga memberinya bentuk memori jangka pendek,” sebut Lu, yang kini menjadi peneliti tamu di Universitas California di Amerika Serikat.
Struktur hierarkis unik pada cip ini memungkinkannya mengontrol proton dan ion logam dengan cara yang sepenuhnya berbeda, sebuah fitur yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam bidang nanofluida, imbuh Lu.
Laporan: Redaksi

.jpg)








