Banner

China pertimbangkan hukuman sosial bagi pelaku penipuan telekomunikasi dan internet

Foto yang diabadikan pada 20 November 2021 ini menunjukkan tempat penyelenggaraan Konferensi Internet Industri 5G+ China di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah. (Xinhua/Wu Zhizun)

Hukuman yang lebih berat bagi pelaku penipuan telekomunikasi dan internet, serta lebih banyak upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kejahatan tersebut tengah dipertimbangkan oleh pemerintah China.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Orang-orang yang terlibat dalam penipuan telekomunikasi dan internet dapat menghadapi hukuman sosial (kredit) di China. Para pembuat kebijakan di negara itu tengah mempertimbangkan hukuman yang lebih ketat bagi tindak kejahatan tersebut.

Banner

Draf undang-undang (UU) tentang penipuan internet dan antitelekomunikasi akan diajukan untuk pembacaan ketiga pada sesi legislatif Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress/NPC) China yang akan digelar mulai 30 Agustus hingga 2 September.

Draf tersebut dirilis untuk mengumpulkan opini publik setelah pembacaan kedua pada Juni. Berbagai usulan dibuat oleh masyarakat, termasuk hukuman yang lebih berat bagi pelaku penipuan telekomunikasi dan internet serta lebih banyak upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kejahatan tersebut.

Draf UU untuk pembacaan ketiga telah sepenuhnya menyerap masukan dari publik, menguraikan ketentuan untuk hukuman yang lebih berat bagi orang-orang yang terlibat dalam penipuan telekomunikasi dan daring (dalam jaringan), kata Yang Heqing, juru bicara Komisi Urusan Legislatif dari Komite Tetap NPC China.

Banner

Selain itu, draf baru tersebut juga menambahkan ketentuan tentang penguatan publisitas pencegahan penipuan di kalangan warga lanjut usia dan anak muda, ujar Yang, seraya menambahkan bahwa sistem penghargaan (reward) untuk informasi dari publik juga disertakan.

Pengguna internet

Pada 2021, jumlah pengguna internet di China mencapai 1,032 miliar, naik 83 persen dari 2012, sementara jumlah aplikasi seluler mencapai 2,32 juta, kata Xie Cun, seorang pejabat di Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, seraya menambahkan bahwa negara di Asia Timur itu sedang membangun jaringan serat optik dan pita lebar seluler terbesar di dunia.

Banner

Dari 2012 hingga 2021, infrastruktur telekomunikasi China mencatatkan perkembangan yang pesat, dan “kesenjangan digital” antara daerah perkotaan dan pedesaan berkurang signifikan, kata pejabat itu.

Pada langkah selanjutnya, China akan terus mengonsolidasikan fondasi untuk pengembangan industri informasi dan komunikasi, menumbuhkan pendorong pertumbuhan baru, dan memungkinkan transformasi digital industri tradisional, kata Xie.

Sektor telekomunikasi China

Banner

Sektor telekomunikasi China mencatatkan pertumbuhan yang stabil dalam tujuh bulan pertama tahun ini, seperti ditunjukkan data resmi baru-baru ini.

Pendapatan industri gabungan naik 8,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 944,2 miliar yuan, menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China.

Bisnis yang sedang berkembang (emerging business), seperti mahadata, komputasi awan, pusat data internet, dan Internet of Things (IoT), berkembang pesat selama periode tersebut. Pendapatan emerging business dari tiga raksasa telekomunikasi China, yaitu China Telecom, China Mobile, dan China Unicom, melonjak 35,1 persen (yoy) menjadi 184,3 miliar yuan.

Banner

Bila diperinci, pendapatan untuk layanan komputasi awan melonjak 131,7 persen (yoy), sementara pendapatan untuk mahadata (Big Data) dan IoT masing-masing naik 60,3 persen dan 25,9 persen.

China juga mencatatkan kemajuan stabil dalam pembangunan stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) 5G. Hingga akhir Juli 2022, jumlah BTS 5G di China telah mencapai hampir 1,97 juta.

*1 yuan = Rp2.164

Banner

Sumber: Xinhua

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan