Bilah bambu China kuno yang berusia lebih dari 2.000 tahun berisi anjuran agar kebijakan pemerintah hendaknya tidak diimplementasikan terlalu mendesak atau terlalu lambat, melainkan dengan laju dan skala yang tepat, untuk memastikan bahwa masyarakat tidak bingung dan dapat mengikutinya.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia) – Para akademisi dari Universitas Tsinghua China merilis tiga dokumen setelah menyortir dan menafsirkan bilah-bilah bambu yang berusia lebih dari 2.000 tahun, demikian menurut sebuah konferensi pers yang digelar di Beijing pada Jumat (20/12).
Dokumen-dokumen ini mencerminkan ideologi pemerintahan para penguasa di awal era Dinasti Zhou Barat (1046-771 SM) dan legenda-legenda kuno serta pemikiran politik di era Dinasti Xia (2070-1600 SM).
Dokumen-dokumen tersebut menawarkan wawasan yang berharga ke dalam studi sejarah kuno dan ideologi politik, kata Shi Xiaoli, seorang lektor kepala (associate professor) di Pusat Penelitian dan Konservasi untuk Teks-Teks yang Ditemukan (Research and Conservation Center for Unearthed Texts) di Universitas Tsinghua.
Sebagai contoh, salah satu dokumen menganjurkan agar kebijakan hendaknya tidak diimplementasikan terlalu mendesak atau terlalu lambat, melainkan dengan laju dan skala yang tepat, untuk memastikan bahwa masyarakat tidak bingung dan dapat mengikutinya, jelas Shi.
Tsinghua menyimpan hampir 2.500 bilah bambu yang berharga dari Periode Negara-Negara Berperang (475-221 SM). Tim peneliti universitas itu telah mengumpulkan dan mengkaji dokumen-dokumen kuno tersebut sejak 2008.
Sejak 2011, para akademisi Tsinghua telah merilis hasil penelitian mereka setiap tahunnya, memublikasikan 14 volume laporan yang mencakup berbagai topik, termasuk karya klasik, sejarah, politik, astronomi, dan matematika.
Hasil terbaru dari penerjemahan teks-teks bilah bambu asli ke dalam bahasa Mandarin dan Inggris modern juga dirilis pada konferensi ini, dengan tujuan untuk menjadikannya lebih mudah diakses oleh para pembaca serta mempromosikan penyebarluasan gagasan (diseminasi) dan penelitian internasional mereka.
Laporan: Redaksi