Pertempuran yang kian memanas di Suriah bagian utara, yang meluas ke bagian lain negara itu, merupakan ancaman besar bagi keselamatan warga sipil, dan kerusakan infrastruktur turut mengancam pengiriman bantuan.
PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Ratusan warga sipil diperkirakan tewas atau terluka, dan sedikitnya 370.000 orang telah mengungsi selama sepekan pertempuran di Suriah utara, kata para aktivis kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (6/12).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa pertempuran yang kian memanas di bagian utara, yang meluas ke bagian lain negara itu, merupakan ancaman besar bagi keselamatan warga sipil, dan kerusakan infrastruktur turut mengancam pengiriman bantuan.
Ratusan warga sipil diperkirakan tewas atau terluka dalam sepekan terakhir, meskipun situasinya terus berubah-ubah dan jumlah korban yang pasti belum bisa dikonfirmasi, kata OCHA.
Sejak eskalasi pertempuran di Suriah, sedikitnya 370.000 orang telah mengungsi, termasuk 100.000 orang yang mengungsi lebih dari satu kali. Sebagian besar dari para pengungsi adalah perempuan dan anak-anak, menurut kantor tersebut.
OCHA mengatakan bahwa meskipun jumlah pastinya masih harus dikonfirmasi, mereka menerima laporan lebih dari 370 warga sipil tewas di Hama saja.
OCHA mengatakan bahwa layanan publik dan fasilitas penting di Aleppo terganggu atau tidak berfungsi karena kekurangan suplai dan personel, yang sangat berdampak pada sistem perawatan kesehatan setempat. Kondisi tersebut menyebabkan penangguhan operasi di sejumlah fasilitas kesehatan utama di Aleppo dan Idlib.
Puluhan ribu orang telah mengungsi ke bagian timur laut negara itu, kata para aktivis kemanusiaan.
Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang beroperasi di timur laut memperkirakan bahwa 60.000-80.000 orang baru saja mengungsi, termasuk lebih dari 25.000 orang yang ditampung di pusat-pusat penampungan pengungsi.
“Pusat-pusat pengungsian ini terisi penuh segera setelah didirikan,” kata OCHA. “Dengan lokasi-lokasi yang saat ini sudah penuh, orang-orang tidur di jalanan atau di dalam mobil mereka, pada suhu di bawah nol derajat Celsius.”
PBB sedang bekerja sama dengan mitra-mitra kemanusiaannya di timur laut untuk mengidentifikasi kebutuhan keluarga-keluarga yang telah tiba di pusat-pusat pengungsian.
Laporan: Redaksi