Banjir bandang di Spanyol yang dipicu oleh hujan telah menyebabkan sedikitnya 158 orang tewas, dengan angka itu kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Madrid, Spanyol (Xinhua/Indonesia Window) – Jumlah korban tewas akibat banjir bandang yang dipicu oleh hujan di Spanyol telah bertambah menjadi sedikitnya 158 orang, dengan angka itu kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan, menurut layanan penyelamatan darurat di negara tersebut pada Kamis (31/10) sore waktu setempat.
Di Valencia saja, sedikitnya 155 orang dikonfirmasi tewas akibat banjir yang terjadi antara Selasa (29/10) malam dan Rabu (30/10) waktu setempat, lapor otoritas regional.
Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, pusat koordinasi darurat wilayah Valencia menyatakan para petugas penyelamat masih mencari dan mengidentifikasi para korban.
Sebanyak tiga korban tewas tambahan dilaporkan di Andalusia dan Castile-La Mancha, menurut layanan darurat regional.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Kamis mengunjungi Pusat Operasi Terkoordinasi dan Terintegrasi (CECOPI) di wilayah Valencia, dan memperingatkan bahwa cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya hujan lebat dan banjir bandang itu “belum berakhir.”
CECOPI memantau upaya penyelamatan dan pemulihan di Valencia, yang dilanda guyuran hujan deras terparah sejak September 1966, dengan total lebih dari 400 liter per meter persegi mengguyur beberapa area hanya dalam waktu beberapa jam pada Selasa malam hingga Rabu pagi waktu setempat.
Curah hujan intens tersebut memicu banjir bandang yang menghanyutkan warga dan kendaraan, membuat penduduk terjebak di rumah mereka, dan menyebabkan kerusakan yang ekstensif pada properti dan infrastruktur.
Rekaman televisi dari daerah Valencia menunjukkan mobil-mobil saling bertumpuk, dengan jalanan utama yang menghubungkan Valencia dengan Madrid dan Barcelona masih belum bisa dilalui. Penduduk terlihat membersihkan lumpur dari rumah, tempat usaha, dan garasi mereka yang terendam banjir, sementara warga lainnya, dengan tubuh berlumur lumpur, membawa barang-barang yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan.
Di Paiporta, sebuah kota kecil, otoritas setempat melaporkan 45 orang tewas akibat banjir bandang setinggi hingga tiga meter yang menerjang jalanan.
Sekitar 1.000 personel Unit Kedaruratan Militer Spanyol telah dikerahkan ke daerah-daerah terdampak, membantu upaya penyelamatan dan pembersihan. Pihak berwenang khawatir akan ada lebih banyak jenazah yang mungkin ditemukan dalam beberapa jam atau hari ke depan.
Para ahli meteorologi mengaitkan hujan lebat itu dengan fenomena yang dikenal sebagai “depresi terisolasi pada ketinggian tinggi” (isolated high-altitude depression), yang terjadi ketika perenggan dingin (cold front) melintasi perairan hangat di Laut Mediterania. Meski dampaknya kerap kali terlokalisasi, peristiwa serupa pernah menyebabkan kerusakan pada 1957 dan 1966, dengan meluapnya Sungai Turia dan menghancurkan Kota Valencia.
Pemerintah telah menetapkan masa berkabung resmi selama tiga hari, sementara Federasi Sepak Bola Spanyol mengonfirmasi penangguhan semua laga yang digelar di Valencia, termasuk jadwal pertandingan antara Valencia melawan Real Madrid yang sedianya digelar pada Sabtu (2/11).
Laporan: Redaksi