Kawasan Asia-Pasifik menyadari bahwa kekuatan harus dibangun pada sistem keuangan regional dengan meninjau kembali dan merestrukturisasi sistem sebelumnya, serta mengonsolidasikan sistem perbankan.
Singapura (Xinhua) – Perekonomian-perekonomian di kawasan Asia-Pasifik sedang menghadapi tantangan pandemik, inflasi tinggi, krisis geopolitik, dan perubahan iklim, sehingga penting bagi para anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) untuk lebih memperdalam kerja sama guna mengatasi tantangan-tantangan tersebut, kata seorang pejabat senior APEC.
Direktur Eksekutif Sekretariat APEC Rebecca Sta Maria dalam wawancara dengan Xinhua baru-baru ini mengatakan bahwa membangun dan memperdalam kerja sama serta integrasi ekonomi regional menjadi prioritas utama APEC, yang memungkinkan masyarakat untuk mengurus kontrak bisnis setidaknya di dalam kawasan dan dapat membantu bisnis untuk tumbuh.
“Kita sedang melewati masa-masa sulit,” ungkap Maria.
Asia-Pasifik merupakan kawasan yang dinamis dan memiliki fundamental yang kuat dengan perekonomiannya telah membangun kerja sama selama bertahun-tahun, kata Maria, seraya menambahkan bahwa integrasi ekonomi yang mendalam merupakan kekuatan dan semua perekonomian regional harus memanfaatkannya demi melewati masa yang penuh tantangan ini.
Reformasi struktural dan koherensi regulasi menjadi bidang-bidang utama yang menjadi fokus para perekonomian APEC selama bertahun-tahun, yang juga merupakan aspek positif untuk membantu kawasan itu melalui masa sulit ini, dan digitalisasi juga harus menjadi fokus bagi para perekonomian APEC, ungkap Maria.
Setelah dilanda dua putaran krisis keuangan sejak tahun 1990-an, kawasan Asia-Pasifik menyadari bahwa kekuatan harus dibangun pada sistem keuangan kawasan dengan meninjau kembali dan merestrukturisasi sistem sebelumnya, serta mengonsolidasikan sistem perbankan, katanya.
Sementara itu, mekanisme dialog APEC, seperti pertemuan tahunan para menteri keuangan dan praktik paket kebijakan seperti pertukaran mata uang asing, juga kondusif untuk membangun kekuatan dalam sistem keuangan kawasan, mengaitkan pemulihan cepat kawasan itu dari krisis keuangan 2008 dengan sistem yang lebih kuat dan likuiditas yang lebih memadai.
Ekonomi Asia mengalami penurunan akibat pandemik dan risiko geopolitik, dan beberapa kelemahan telah terekspos dengan rantai pasokan sebagai salah satu isu utama yang harus diatasi, ujar Maria.
China merupakan bagian penting dari rantai pasokan di kawasan Asia-Pasifik dan penting untuk memastikan bahwa perekonomian-perekonomian regional terus membangun di atas hubungan ini, tuturnya.
Maria mengimbau semua perekonomian di kawasan itu untuk mengejar ketahanan rantai pasokan bersama, seraya mengungkapkan bahwa perekonomian lokal harus membangun ketahanan melalui koneksi untuk memastikan kemitraan mereka tetap kuat, sementara pembuat kebijakan dan pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan rantai pasokan terus diperkuat, tetap terhubung, dan tidak terputus.
Membagikan pandangannya mengenai tema ‘Terbuka, Terhubung, dan Seimbang’ (Open, Connect and Balance) untuk APEC 2022, Maria menuturkan bahwa “terbuka” berarti menjaga ekonomi di kawasan itu tetap terbuka, mengingat mereka saling bergantung, sementara “terhubung” adalah tentang konektivitas, yang tidak hanya konektivitas secara fisik, tetapi juga kelembagaan, antarmasyarakat, dan konektivitas digital.
Dia menekankan bahwa “keseimbangan” merupakan aspek paling penting baginya tahun ini. Menurutnya, aspek itu tak hanya merujuk pada lingkungan namun juga untuk merangkul inklusivitas, dan membuat pertumbuhan ekonomi mengarah pada keseimbangan antara mendukung kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan.
Dia mengungkapkan bahwa salah satu pekerjaan utama APEC tahun ini adalah mengadakan dialog baru mengenai Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (Free Trade Area of the Asia-Pacific/FTAAP), dan diharapkan langkah-langkah dapat diterapkan untuk membantu memperdalam integrasi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Perjanjian perdagangan bebas sangat membantu untuk memperkuat rantai pasokan, memperdalam integrasi ekonomi, dan meningkatkan transparansi serta prediktabilitas aturan, sebut Maria.
“Saya percaya pada sistem perdagangan multilateral karena sifatnya yang adil. Multilateralisme adalah tentang keterbukaan dan memastikan bahwa manfaat yang kita negosiasikan dan sepakati membawa manfaat bagi semua orang,” ujarnya kepada Xinhua.
Laporan: Redaksi